Di Tahun 2021, Universitas Brawijaya Bakal Lebih Adaptif dan Kreatif

Konten Media Partner
1 Januari 2021 12:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Universitas Brawijaya. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Universitas Brawijaya. Foto: dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Melewati tahun 2020 di tengah pandemi, tak lantas membuat surut semangat Universitas Brawijaya (UB) untuk produktif. Terbatasnya ruang gerak dalam pembelajaran maupun kegiatan penelitian, juga bukan halangan bagi kampus UB.
ADVERTISEMENT
Di tahun ini, semua kegiatan yang melibatkan tatap muka dengan harus datang ke kampus, seminimal mungkin dikurangi semata-mata untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Di tengah gejolaknya dunia karena pandemi COVID-19, produktivitas UB dalam bidang inovasi misalnya, tak lantas surut. Belakangan ini, UB justru bangkit menghasilkan inovasi-inovasi untuk membantu memutus rantai penyebaran COVID-19 di Kota Malang.
Rektor UB, Prof Dr Ir Nuhfil Hanani AR MS, saat menerima penghargaan dari Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin. Foto: dok
Sebut saja Robot Sterilisasi COVID-19 yang berhasil membawa Tim Apatte62 Brawijaya menjuarai kompetisi Spirit of Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2020.
Selain itu, diawal pandemi terjadi di Jawa Timur, sejumlah dosen dan mahasiswa FT juga membuat terobosan inovasi melalui Bilik Sterilisasi COVID yang diawal pembuatan sudah dipesan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang hingga 50 bilik.
Tidak berhenti sampai disitu, UB juga membuat sebuah alat bantu pernapasan atau ventilator yang memang sangat dibutuhkan karena melonjaknya jumlah pasien. Sementara, kebutuhan alat medis sangat terbatas
ADVERTISEMENT
Gayung pun bersambut. Produktivitas UB dalam bidang penelitian dan inovasi mendapat apresiasi dari Kemdikbud. UB berhasil meraih peringkat 1 sebagai perguruan tinggi dengan pengajuan hak paten penelitian terbanyak.
Universitas Brawijaya (UB) menerima penghargaan dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual sebagai perguruan tinggi terbanyak yang mengajukan paten selama masa pandemi.
Ketua Sentra HKI UB, Prof Dr Ir Elok Zubaidah MP, mengatakan total yang diajukan UB sebanyak 132 paten selama pandemi. Dibawah UB, ada ITB dan UM yang masing-masing mengajukan sebanyak 61 dan 52 paten selama pandemi.
“Kriteria penilaian dilihat juga dari prosesnya seperti sosialisasi pelatihan drafting paten sampai dihasilkan draft paten siap didaftarkan,” terangnya, pada Kamis (5/11/2020).
Profesor ahli di bidang mikrobiologi dan fermentasi tersebut mengatakan, upaya untuk mendorong jumlah paten di masa pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi Sentra HKI UB. Pasalnya, pihak HKI harus menjemput bola para inventor yang produknya sudah layak mendapatkan paten.
ADVERTISEMENT
Terpisah, Rektor UB, Prof Dr Ir Nuhfil Hanani AR MS, mengatakan sebagai institusi pendidikan penting di Malang, sudah sewajarnya UB selalu berperan penting dalam situasi dan kondisi apapun. Bahwa pandemi COVID-19 memang tidak menghalangi UB untuk terus berinovasi dan berkarya.
"UB terus berupaya melakukan inovasi yang hasilnya dapat dinikmati masyarakat banyak. Pandemi tidak menyurutkan semangat untuk terus berkarya mewujudkan UB berprestasi dan mampu bersaing di tingkat global," katanya.
Nuhfil berharap, program-program yang berhasil dikerjakan selama 2020, tetap menjadi evaluasi dan refleksi mendalam guna menyongsong tahun 2021 yang masih penuh liku dan tantangan.
"Harapannya, kita bisa terus menjadi sivitas akademik terbaik yang kreatif, inovatif, dan adaptif serta memberikan efek positif kepada sekitarnya. Dalam situasi apapun, kita harus mampu menjawab tantangan masyarakat,'' harapnya.
ADVERTISEMENT