Dirjen Vokasi Beri Apresiasi Quantum Book dan SMK: Itu Bagus!

Konten Media Partner
24 Mei 2022 11:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Quantum Buku Sejahtera atau Quantum Book meluncurkan program beasiswa S2 untuk guru SMK di bidang manufaktur dan teknik elektro, Senin (23/5/2022). Foto / Feni Yusnia
zoom-in-whitePerbesar
PT Quantum Buku Sejahtera atau Quantum Book meluncurkan program beasiswa S2 untuk guru SMK di bidang manufaktur dan teknik elektro, Senin (23/5/2022). Foto / Feni Yusnia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Program beasiswa S2 untuk guru SMK di bidang manufaktur dan teknik elektro, resmi dilunturkan PT Quantum Buku Sejahtera atau Quantum Book, Senin (23/5/2022).
ADVERTISEMENT
Program ini dilaksanakan atas kolaborasi bersama Politeknik Negeri Malang (Polinema) dalam rangka implementasi link and super match antara dunia usaha, dunia industri dengan lembaga pendidikan, khususnya sekolah kejuruan dan perguruan tinggi.
Terobosan Quantum Book itu rupanya mendapat apresiasi dari Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto ST MSc PhD, yang hadir langsung dalam peluncuran program tersebut.
Mantan Dekan Sekolah Vokasi UGM itu menyatakan, bahwa terobosan yang dilakukan Quantum Book merupakan salah satu perwujudan dari isi menu link and match yang dinamai, 8+i.
'i', kata Wikan, berarti berbagai kemungkinan kerja sama dapat dilajukan dengan dunia kerja. Di antaranya beasiswa atau ikatan dinas, hingga donasi dalam bentuk peralatan laboratorium dan sebagainya.
Dirjen Vokasi Wikan Sakarinto ST MSc PhD (dua dari kiri) saat memberikan arahan. Foto / Feni Yusnia
"Sehingga kami sangat mengapresiasi sekali terutama pemberian beasiswa untuk sejumlah guru SMK. Saya juga amati, bidang keilmuan guru yang akan diberi beasiswa ini bidang futuristiknya masih relevan yakni manufaktur dan teknik elektro," ujarnya (23/5/2022).
ADVERTISEMENT
Menurut Wikan, kesesuaian bidang tersebut memperkuat langkah besar untuk memitigasi kelangkaan guru SMK. Selain itu, ia juga menyebut bahwa kolaborasi ini merupakan bukti nyata adanya peran serta industri dalam menyiapkan SDM pendidik yang berkualitas di masa depan melalui kuliah lanjut dan menambah kompetensi.
Ia juga menekankan jika Project Based Learning (PBL) diterapkan, maka guru tidak hanya belajar hardskil, namun berubah fungsi menjadi coach atau mentor. "Sehingga guru jangan menganggap anak-anak sebagai bejana yang kosong kemudian diisi, tapi bagaimana anak itu dilatih agar mampu mengisi dirinya sesuai apa yang ada di masa depan," terangnya.
Terlebih, apabila PBL diterapkan maka siswa harus mampu mengerjakan sebuah project hingga menghasilkan produk. Tentu selain pendidikan, hal ini juga dapat di dukung dengan buku yang mengadopsi kurikulum terbaru, yakni Merdeka Belajar.
ADVERTISEMENT
Sebab itu, ia juga turut mengapresiasi kolaborasi Quantum Book yang telah berkolaborasi dengan 300 guru SMK dan menerbitkan 470 karya karya tulis guru SMK selama 4 tahun terakhir.
"Itu bagus, saya sangat mengapresiasi. Akan tetapi akan lebih bagus lagi apabila kerjasamanya di praktekkan dengan kurikulum merdeka belajar, PBL, dan Teaching Factory (Tefa) karena jangan sampai menggunakan paradigma lama, guru hanya diajari teknis hardskil. Tapi juga soft skill," terang dia.
Dirjen Vokasi Wikan Sakarinto ST MSc PhD (dua dari kiri) saat memberikan arahan. Foto / Feni Yusnia
Tambah Wikan, buku-buku baru nanti, yang diterbitkan Quantum Book diharapkan dapat mendukung kurikulum Merdeka Belajar dan PBL. Mengingat, di tahun pertama SMK, para siswa perlu memakai buku berbasis PBL dan membutuhkan buku yang sifatnya sebagai pondasi seperti dasar-dasar pemograman apabila di jurusan IT, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di tahun kedua dan ketiga, Wikan mendorong agar SMK itu sudah memiliki industri yang berbasis Teaching Factory (Tefa). Seperti jika jurusan IT, maka perlu punya software house, jika jurusan mesin harus memiliki pabrik, jika jurusan fashion maka perlu rumah produksi dan seterusnya.
"Karena pembelajaran nanti, anak-anak benar-benar mengerjakan project nyata. Sehingga guru sifatnya pada project manajemen. Ini juga ada keperluan yang sifatnya teknis sebagai penguatan, kira-kira, demikian buku untuk SMK dalam rangka kurikulum Merdeka Belajar," pungkasnya.