Emil Dardak: 9 Prinsip Jurnalisme Penting untuk Media Memantau Kekuasaan

Konten Media Partner
24 Mei 2021 11:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak saat memberi sambutan di acara Goes To Campus oleh Tugu Media Group (tugumalang.id dan tugujatim.id) dan PT Paragon Technology and Innovation, Senin pagi ini (24/5). Acara ini diikuti mahasiswa dari 4 kampus negeri di Surabaya yakni ITS, Unair, UIN Surabaya, dan Unesa. Foto: Ben
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak saat memberi sambutan di acara Goes To Campus oleh Tugu Media Group (tugumalang.id dan tugujatim.id) dan PT Paragon Technology and Innovation, Senin pagi ini (24/5). Acara ini diikuti mahasiswa dari 4 kampus negeri di Surabaya yakni ITS, Unair, UIN Surabaya, dan Unesa. Foto: Ben
ADVERTISEMENT
SURABAYA – Media merupakan salah satu pilar keempat dari struktur tiga pilar lain yakni yudikatif, legislatif, dan eksekutif.
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, mengatakan bahwa jurnalisme mempunyai sembilan prinsip.
Sembilan prinsip dalam jurnalisme itu meliputi kebenaran, kesetiaan, verifikasi, independen, pemantau, menampung aspirasi, menarik dan relevan, mudah dicerna, dan menggunakan hati nurani.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak saat memberi sambutan di acara Goes To Campus oleh Tugu Media Group (tugumalang.id dan tugujatim.id) dan PT Paragon Technology and Innovation, Senin pagi ini (24/5). Acara ini diikuti mahasiswa dari 4 kampus negeri di Surabaya yakni ITS, Unair, UIN Surabaya, dan Unesa. Foto: tangkapan layar
Hal itu, jelas Emil, penting untuk menjalankan tugas media sebagai pemantau kekuasaan.
“Sembilan prinsip jurnalisme, yakni kebenaran, loyalitas, kedisiplinan, kebebasan dari sumber yang diliput. Wartawan juga bertugas sebagai pemantau kekuasaan, menyediakan komentar, berita proposional dan komprehensif,” terang Emil, dalam Tugu Media Goes to Campus, pada Senin (24/05/2021).
Selain itu, Emil juga menyebutkan bahwa produk jurnalistik harus aktual dan sesuai fakta. Akan tetapi, di lapangan banyak media yang masih tercampur dengan opini dan pendapat pribadi dari jurnalis yang meliput.
ADVERTISEMENT
“Ada produk jurnalistik yang aktual, kadang ada juga yang opini dari jurnalisnya sendiri. Sedangkan dalam media, produk opini akan mengandalkan kolom opini. Sedangkan kalau kita bicara mengenai berita, itu tidak memunculkan opini tapi fakta,” sambungnya.
Apalagi, pelatihan jurnalistik dan fotografi yang diadakan Tugu Media Goes to Campus merupakan bagian dasar untuk menciptakan cuaca jurnalistik yang sehat, yang nanti bakal dibangun oleh mahasiswa Unair, Unesa, ITS, dan UINSA di masa mendatang.
“Kalau mahasiswa paham produk jurnalistik, tahapan berikutnya ikut memahami dan membangun jurnalistik. Kalau di grup ada ‘broadcast’ berita, inilah perlu berhati-hati dan bijak mengenai bagaimana memanfaatkan produk jurnalistik,” pungkasnya.
Tugu Media Group yang membawahi Tugujatim.id dan Tugumalang.id bekerja sama dengan PT Paragon Technology and Innovation yang merupakan pabrik kosmetik berlabel halal terbesar di Indonesia—meliputi produk Wardah, Emina, Make Over, Putri, dan Kahf membuat program pelatihan jurnalistik dan fotografi bernama ‘Tugu Media Goes to Campus’.
ADVERTISEMENT
Tugu Media Goes to Campus kali ini digelar di 4 perguruan tinggi negeri (PTN) di Kota Surabaya, seperti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, dan UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, yang diikuti lebih dari 725 peserta.
Reporter: Rangga Aji