FEB Unisma Gelar Belajar Bersama Menulis Ilmiah Populer di Media

Konten Media Partner
27 September 2020 11:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Dosen FEB Unisma: Antara Cendekia dan Pewarta

FEB Unisma. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
FEB Unisma. Foto: dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Information is a new currency. Ungkapan ini menjadi familiar di era digital. Informasi menjadi hal yang sangat penting sehingga digambarkan sebagai mata uang baru untuk menggambarkan pentingnya informasi.
ADVERTISEMENT
Era digital memungkinkan masyarakat untuk berkontribusi dengan lebih mudah karena adanya akses digital yang bersifak inklusif. Tak terkecuali bagi dosen sebagai profesi yang erat kaitannya dengan pergulatan intelektualiatas dan berpendidikan tinggi.
"Tentu akan sangat disayangkan jika dosen yang memiliki tanggung jawab Tridharma Perguruan Tinggi, tidak turut serta membagikan buah pikirannya untuk dinikmati oleh masyarakat," ucap Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma), Nur Diana, saat membuka acara Belajar Bersama Menulis Ilmiah Populer di Media.
FEB Unisma. Foto: dok
Diana menegaskan, civitas akademika FEB Unisma ditargetkan tidak hanya berkontribusi di lingkungan akademik, namun juga memberikan insight yang luas bagi masyarakat.
"Hal ini tidak boleh hanya diungkapkan dalam retorika namun harus langsung diimplementasikan dengan langkah nyata," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Belajar Bersama Menulis di Media Populer ini menghadirkan dosen, mahasiswa, dan jurnalis professional yaitu Dahlia Irawati dan Yuswantoro.
FEB Unisma. Foto: dok
Dalam paparannya, Dahlia mengungkapkan, ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan dalam penulisan.
Pertama, public meaning yang membahas keterkaitan antara peristiwa atau problem yang diangkat terhadap urgency bagi pembaca.
Kedua, asal usul atau konteks berita. Aspek ini dikenal dengan istilah genealogy.
FEB Unisma. Foto: dok
Ketiga, historicity yang membahas keterkaitan konteks dengan kejadian-kejadian sebelumnya.
Sementara itu, Yuswantoro memaparkan pentingnya membuat judul yang sangat menarik karena merupakan kesan pertama bagi redaktur dan pembaca. "Judul akan menjadi penentu apakah sebuah tulisan akan dibaca atau tidak," terangnya.
Wartawan berwajah mirip Ari Lasso ini juga menambahkan, menulis harus menggunakan cara pandang pembaca, sehingga hasil tulisannya gampang dicerna.(ads)
ADVERTISEMENT