FEB Unisma Kenang KH Oesman Mansoer Lewat Buku Islam dan Kemerdekaan Beragama

Konten Media Partner
26 Oktober 2020 21:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para narasumber dalam acara bedah buku, Senin (26/10). foto: dokumen.
zoom-in-whitePerbesar
Para narasumber dalam acara bedah buku, Senin (26/10). foto: dokumen.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unisma mengenang sosok kharismatik, pejuang kemerdekaan dan juga pendiri Unisma KH Oesman Mansoer. Senin (26/10), mereka menggelar bedah buku karya KH Oesman Mansoer yang berjudul "Islam dan Kemerdekaan Beragama".
ADVERTISEMENT
Digelar secara offline dan online dari Gedung Pascasarjana, Unisma, kegiatan ini dihadiri oleh narasumber diantaranya Airlangga Pribadi, Ph.D, CEO The Initiative Institute sekaligus Pengajar Departemen Politik, FISIP, Universitas Airlangga. Prof. Dr. Zainuddin, Ahli Sosiologi Agama hingga Pdt. Chrysta Andrea, pengajar di Institusi Pendidikan Teologi Balewiyata, GKJW Malang. Sedangkan narasumber lainnya yakni Pendiri Gusdurian Allisa Wahid, hadir secara online melalui aplikasi zoom.
Dekan FEB Unisma, Nur Diana SE MSi, menjelaskan bahwa bedah buku ini merupakan agenda penting yang sudah di tunggu sejak lama.
Dekan FEB Unisma, Nur Diana SE MSi dalam sambutannya. foto: dokumen.
Sebagai salah satu lembaga kampus yang mengunggulkan kompetensi attitude juga pengembangan karakter, bedah buku ini menjadi terobosan untuk menginspirasi mahasiswa agar paham kebebasan beragama ditengah kondisi Indonesia yang kerap di landa krisis toleransi.
ADVERTISEMENT
"Kami harap, buah pikiran beliau bisa kita pelajari, apakah betul masih bisa di jadikan pijakan disaat Indonesia ini menghadapi problem toleransi. Hal ini sejalan seiringan dengan tujuan Unisma sebagai kampus yang anti radikal," ujarnya saat membuka acara.
Dia berharap, para mahasiswa bisa mendapatkan banyak wawasan dari bedah buku ini.”Mata kuliah Agama, ada kaitan erat dengan buku ini,” katanya.
Perwakilan keluarga Muhammad Nurudin menyerahkan simbolisasi buku kepada penerbit. Foto: feni yusnia.
Sedangkan perwakilan dari ahli waris yakni Muhammad Nurudin dalam sambutannya mengatakan, sebagai anaknya, dia mendapatkan tiga hal legacy dari ayahnya.”Pertama, selalu ada kemudahan setiap ada kesulitan, hikmah dalam menjalani kehidupan ini, dan yang terakhir bertemu dengan sahabat Allah diantara orang-orang biasa,” katanya.
Dia melanjutkan, para pejuang resolusi jihad, yang salah satunya adalah KH Oesman Mansoer, mempunyai intektualitas yang tinggi.”Beliau hanya lulusan Mualimin, jadi beliau itu orang otodidak, tapi keotodidakan itu tidak menghalangi beliau mendirikan perguruan tinggi,” ucapnya. Untuk diketahui, KH Oesman Mansoer adalah salah satu pendiri kampus Unisma dan UIN Maliki Malang.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, salah satu narasumber Pdt. Chrysta Andrea menyebutkan bahwa buku KH Oesman ini cocok dengan generasi milenial. Meskipun, buku ini ditulis pertama kali sekitar 52 tahun yang lalu atau pada 1968, dan penulisnya sudah meninggal dunia sekitar 31 yang lalu.
Selain tampilannya yang kecil, konten pembahasannya pun cukup singkat padat dan jelas sehingga mudah dipahami.”Buku ini luar biasa, inspirasi yang keluar dari buku ini patut untuk ditularkan tak hanya umat Islam tapi juga agama lain. Sangat menginspirasi bagaimana seharusnya kita beragama. Beliau punya konsep keberagamaan di situasi keagamaan yang genting. Beliau ingin memberikan solusi pada bangsa supaya kuat bertoleransi di masa sekarang," tandasnya. Selain itu, menurut Pendeta Crysta, buku ini antar bab cukup runtut sehingga sangat enak dibaca.
Para narasumber foto bersama dengan keturunan dari KH Oesman Mansoer. foto: dokumen.
Untuk diketahui, Kiai dan intelektual muslim KH Oesman Mansoer memiliki sejarah yang cukup panjang dalam hidupnya. Selain dikenal sebagai sosok yang tauladan, tahun 1945 sederet pencapaian ia dapatkan. Anatra lain, Oesman muda sudah bergabung dengan Laskar Sabilillah yang merupakan sayap perjuangan pemuda Nahdlatul Ulama (NU) hasil dari Resolusi Jihad yang dideklarasikan Hadratus Syekh KH. Hasyim Asyari, pendiri NU. Selain mendirikan Unisma, KH Oesman Mansoer adalah rektor pertama Unisma.
ADVERTISEMENT
Adapun acara bedah buku ini, diadakan oleh FEB Unisma, bekerjasama dengan Gusdurian Malang, Penerbit Buku Kota Tua, dan tugumalang.id, media online partner kumparan.