FEB Unisma Tingkatkan Kualitas Riset Mahasiswa Program MBKM

Konten Media Partner
21 Agustus 2021 11:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Forum Manajemen Indonesia (FMI) Pusat, Drs Sri Gunawan MKom DBA. Foto: tangkapan layar
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Forum Manajemen Indonesia (FMI) Pusat, Drs Sri Gunawan MKom DBA. Foto: tangkapan layar
ADVERTISEMENT
MALANG - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma) semakin konsisten dalam implementasi kerja sama kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
ADVERTISEMENT
Kali ini, dari sembilan program merdeka belajar yang menjadi hak mahasiswa, yang menjadi bahasan utama dilakukan FEB Unisma adalah program Penelitian. Projek riset yang menjadi bahasan utama merupakan salah satu program merdeka belajar di mana dalam implementasinya akan menimbulkan berbagai persoalan terkait kebijakan konversi dari jam Sistem Kredit Semester (SKS) ke jam kegiatan.
Untuk itulah, FEB Unisma mengadakan Focus Group Discussion (FGD) yang membahas Peran dan Luaran Penelitian Mahasiswa Dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, pada Jumat 20 Agustus 2021.
Focus Group Discussion (FGD) yang membahas Peran dan Luaran Penelitian Mahasiswa Dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Foto: tangkapan layar
Acara ini berlangsung secara virtual dengan mendatangkan narasumber Ketua Forum Manajemen Indonesia (FMI) Pusat, Drs Sri Gunawan MKom DBA. Diikuti langsung oleh sekitar 150 peserta yang terdiri dari dosen dan peneliti di lingkungan FEB Unisma.
ADVERTISEMENT
Drs Sri Gunawan MKom DBA menyampaikan bahwa dalam kampus merdeka, mahasiswa memiliki hak belajar 3 semester atau setara dengan 60 SKS di luar prodi yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan untuk peningkatan soft skill, agar siap dan relevan dengan kebutuhan zaman.
"Menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan unggul dan berkepribadian. Program experiential learning dengan jalur yang fleksibel diharapkan akan memfasilitasi mahasiswa atau mahasiswi dalam mengembangkan potensi sesuai dengan passion dan bakatnya," ucapnya.
Focus Group Discussion (FGD) yang membahas Peran dan Luaran Penelitian Mahasiswa Dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Foto: tangkapan layar
Dia menambahkan, dari 9 kegiatan seperti magang, proyek desa, kampus mengajar, pertukaran pelajar, penelitian/riset, kewirausahaan, studi dependen, proyek kewirausahaan, dan bela negara, mahasiswa memiliki hak 3 semester untuk mendapatkan pengalaman di luar prodinya yaitu program studi berbeda di kampus asal, semester di luar kampus, dan jumlah semester program studi asal.
ADVERTISEMENT
Dia juga menyampaikan bahwa mahasiswa perlu melakukan penelitian atau karya tulis dengan mengikuti kaidah scientific. Bertujuan untuk memberikan kompetensi pada para mahasiswa dalam fokus komponen MBKM yang kelima yaitu riset/penelitian.
Dia juga memberikan insight bahwa mahasiswa mampu mencapai target luaran yang harus dipenuhi sebagai standar pemenuhan komponen riset dan penelitian dalam bentuk laporan, jurnal yang terakreditasi Kemenristek, dan seminar karya ilmiah.
"Selain itu, mahasiswa juga bisa mengikuti lomba karya tulis ilmiah untuk meningkatkan potensi atau kemampuan penelitian yang dilakukan," sarannya.
Dekan FEB Unisma, Nur Diana. Foto: tangkapan layar
Sementara itu, Dekan FEB Unisma, Nur Diana, dalam sambutannya mengatakan bahwa FGD ini merupakan rangkaian dari berbagai kegiatan Hibah Implementasi Kerja Sama Kebijakan Merdeka Belajar Kemendikbud Ristek 2021.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan ini diharapkan akan menghasilkan masukan dan input dari FMI terkait serangkaian kebijakan, prosedur, dan mekanisme program penelitian dalam kebijakan kampus merdeka sehingga program studi yang ada di FEB Unisma akan dapat mem-benchmark best practice dari input yang diberikan oleh narasumber," harapnya.
“FEB Unisma mahasiswa atau mahasiswi mampu mencapai hak tiga semester secara maksimal di luar prodinya untuk mendukung dan berkontribusi dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, khususnya komponen riset," imbuhnya.
Dari riset yang dilakukan, kata dia, topik yang diangkat bisa diambil dari topik yang sederhana atau yang sedang terjadi di sekitar. Bisa juga dilakukan dengan berkolaborasi bersama dosen pembimbing yang memiliki keahlian sesuai dengan topik riset yang dipilih.(ads)