Founding Father Kampung Inggris, Kalend: Kalau Melanggar, Penjarakan Saja Saya!

Konten Media Partner
27 Juli 2020 10:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
Founding Father Kampung Inggris Mr Kalend Osen. Foto: Rino Hayyu Setyo
zoom-in-whitePerbesar
Founding Father Kampung Inggris Mr Kalend Osen. Foto: Rino Hayyu Setyo
ADVERTISEMENT
KEDIRI- Belum adanya keputusan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri untuk membuka kembali Kampung Inggris di Pare, membuat Mr Kalend Osen kecewa. Setelah empat bulan ditutup pemerintah, sampai sekarang belum ada solusi untuk Kampung Inggris yang berdiri sejak 1977. Bahkan, Mr Kalend membuat pernyataan yang menggemparkan.
ADVERTISEMENT
“Saya nekat buka saya Agustus. Nggak takut saya. Kalau memang saya melanggar, penjarakan saja saya. Karuan umur saya juga sudah 75 kok!” ungkap Kalend. Kalimat ini muncul ketika Jumat (24/7) lalu, ia mengumpulkan Forum Kampung Bahasa (FKB) di Basic English Course (BEC). Mendapatkan kabar tersebut, tugumalang.id partner kumparan mengonfirmasi hal tersebut langsung kepada Kalend. Ketika jurnalis, ia membenarkan pernyataannya jika ia siap dipenjara apabila dianggap melanggar saat membuka lembaga kursusnya pada Agustus mendatang.
Namun, penyataan keras ini tidak semata-mata sepihak. Kalend telah mendengar keluhan langsung masyarakat dan para pengurus FKB yang beberapa kali sudah berkoordinasi dengan desa, kecamatan, dan perwakilan Pemkab Kediri. Dari pertemuan sebelumnya, tidak ada solusi yang jelas untuk membuka Kampung Inggris. Dan informasinya, Kalend mendapatkan jawaban jika pada November baru akan ditinjau oleh Pemkab Kediri. Padahal, kata Kalend, FKB sudah membuat mitigasi untuk mencegah penularan COVID-19 jika nanti dibuka kembali. Tak hanya itu, saat ini Kalend merasa kecewa dengan Pemkab Kediri dengan kondisi masyarakat yang sekarang jatuh, upaya apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan warga sekitar yang bergantung pada lembaga kursus di Kampung Inggris Pare.
ADVERTISEMENT
“Waktu ada penghargaan dan pujian-pujian dari negara, mereka mengajak ke Kampung Inggris, tapi sekarang kondisi sekarang kenapa tidak ada solusi,” terang Kalend. Tekad Kalend pun semakin bulat ketika ia mengingat pesan KH Sahal Ponpes Gontor. “Saya ingat kata-kata Pak Sahal. Orang hidup punya risiko, maka kalau dalam hidup punya prinsip, berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, kalau takut, mati saja. Maka saja dengan berpikir itu, saya beranikan Agustus jalan. Risiko saya hadapi,” tegasnya.
Lalu bagaimana dengan persiapan buka pada Agustus nanti? Mendapat pertanyaan itu, Kalend mengakui jika ia akan menerapkan anjuran protokol kesehatan dari pemerintah. “Tapi saya juga punya persyaratan secara umum menurut peraturan pemerintah, selaku rakyat Indonesia kita taati. Anjurkan masker, anjurkan cuci tangan, jaga jarak, mau apalagi. Ada tambahan prosedur dari saya, setiap orang anak yang baru masuk tolong bawa surat keterangan sehat dan keterangan dari keluarga bahwa mereka juga ikut bertanggungjawab, ketika sewaktu-waktu sakit,” kata Kalend.
ADVERTISEMENT
Apabila dengan seluruh persiapan itu juga tidak diperbolehkan, Kalend merasa aneh dengan pemerintah. Bahkan, ia sempat berpikir untuk hijrah atau meninggalkan Kampung Inggris.
“Kalau masih dengan prosedur demikian tidak diperbolehkan, saya ada pertanyaan kepada pemerintah. Kalau kita masih ditekan lagi, saya bertanya apa salah lagi. Dan apa permasalahannya. Dugaan saya apakah Kampung Inggris membebani pemerintah?” pungkas Kalend.
Mendengar keluhan tersebut, Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kediri Yusuf Aziz merasa miris. Karena Kampung Inggris merupakan penyangga perekonomian warga sekitar. Sehingga, ia berharap Pemkab Kediri harus lebih memperhatikan Kampung Inggris. “Kalau benar-benar mau dilihat, berapa perputaran roda ekonomi di Pare itu, sangatr besar. Lalu ketika menghadapi kondisi ini, pemerintah tidak ada solusi. Padahal lembaga kursus pun sudah sepakat akan menjalankan protokol kesehatan,” terang Yusuf.
ADVERTISEMENT
Sebagai alumni program BEC, kata Yusuf, ia mengaku akan mengawal terus kondisi dari Kampung Inggris. Sehingga, ada perhatian dari Pemkab Kediri untuk pemulihan perekonomian warga Pare, khususnya Desa Pelem dan Tulungrejo.