Gagal Petakan Kekuatan Lawan jadi Biang Gagal Koni Kota Malang

Konten Media Partner
19 Juli 2019 17:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atlet Kota Malang yang meraih medali di Porprov 2019, beberapa waktu lalu.(foto: Website Koni Kota Malang)
zoom-in-whitePerbesar
Atlet Kota Malang yang meraih medali di Porprov 2019, beberapa waktu lalu.(foto: Website Koni Kota Malang)
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID - Kota Malang gagal memenuhi target meraih posisi runner up dalam ajang olahraga bergengsi tingkat provinsi Porprov 2019 pada 6-13 Juli lalu. Mereka hanya bisa finish di peringkat ke-4 dan kalah bersaing dengan Kota Kediri, dan juga Kabupaten Sidoarjo yang menempati perigkat ke-2 dan ke-3. Sedangkan sang jawara, tetap dipegang oleh Kota Surabaya.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, pihak Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Malang menyatakan bahwa gagalnya atlet mereka dikancah Porprov itu dikarenakan pihak masing-masing cabang olahraga (cabor) tidak bisa memetakan kekuatan lawan. Hal itu diungkapkan oleh Ketua KONI Kota Malang Edy Wahyono.
"Kami mematok target kan wajar. Tapi itu tidak secara ujug-ujug (tiba-tiba, Red), tetapi berdasarkan proses yang dilakukan berdasarkan evaluasi cabang olahraga. Terkait itu pertanyaannya kan kenapa target itu kok tidak terpenuhi. Berarti, kalau saya melihat, teman-teman cabor itu kurang atau mungkin tidak jeli dalam membaca peta kekuatan lawan," terangnya.
Sehingga target yang sebelumnya digembor-gemborkan menjadi runner up itu gagal terpenuhi.
"Mungkin ibarat orang berangkat perang, kami tidak tahu musuhnya memakai senjata apa. Jadi seperti itu intinya," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, pihaknya berjanji akan melakukan evaluasi total terkait hal tersebut. "Kita akan memperbaiki di semua lini. Terkait bagaimana evaluasi dengan metode pelatihan dan lain sebagainya itu ke depannya," lanjut pria yang juga penghobi motor Harley tersebut.
Bahkan, ia berencana memanggil masing-masing cabor terkait hal itu.
"Ya betul, nanti masing-masing cabir akan kita paggil, dan kita evaluasi tentang kegagalan maupun rencana ke depannya ini seperti apa," lanjutnya.
Disinggung terkait anggaran sebesar Rp 12,5 miliar yang digelontorkan pada pihak KONI, ia menegaskan bahwa jumlah tersebut bukanlah untuk ajang Porprov saja. "Jadi anggaran sejumlah itu sebenarnya bukan untuk Porprov saja, tetapi untuk operasional secara keseluruhan dan bagi cabor-cabor yang tidak dipertandingkan di Porprov mereka juga berhak mendapatkan anggaran. Jadi uang itu tidak melulu untuk Porprov saja, melainkan untuk operasional selama 1 tahun," pungkas Edy.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, Kota Malang hanya menempati posisi ke-4 dengan perolehan poin sebanyak 307 poin dengan 40 medali emas, 49 medali perak, dan 49 medali perunggu.
Reporter: Gigih Mazda
Editor : Irham Thoriq