Genta Baja, Program Dinkes Kabupaten Malang untuk Mencegah Stunting

Konten Media Partner
24 Oktober 2019 13:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana launching Gerakan Serentak Bangun Jamban oleh Dinkes Kabupaten Malang. Foto: ben/tugumalang.id
zoom-in-whitePerbesar
Suasana launching Gerakan Serentak Bangun Jamban oleh Dinkes Kabupaten Malang. Foto: ben/tugumalang.id
ADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang betkomitmen menurunkan angka stunting yang terjadi pada anak-anak. Caranya adalah dengan mencanangkan program Gerakan Serentak Bangun Jamban (Genta Baja). Ini bertujuan untuk menuju Kabupaten Malang Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) guna mencegah stunting.
ADVERTISEMENT
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang dr Ratih Maharani MMRs mengatakan, program ini merupakan salah satu rangkaian upaya penanganan dan pencegahan stunting di Kabupaten Malang. Selain itu, juga sebagai upaya agar Kabupaten Malang bisa Open Defecation Free (ODF). ODF sendiri merupakan kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang dr Ratih Maharani MMRs saat memberikan sambutan. Foto: ben/tugumalang.id
Dia menyampaikan, program ini disosialisasikan kepada seluruh Kepala Desa dan Camat yang ada di Kabupaten Malang. Seperti yang terlihat di halaman Pendopo Kabupaten Malang Kepanjen, Senin (21/10). Peserta yang hadir mendapat informasi bagaimana cara membangun jamban yang benar. "Seperti apa membangun jamban yang sehat. Harapannya jambannya dipakai, harus ada perubahan perilaku," ujarnya.
Dia mengungkapkan, saat ini sudah ada 91,5 persen masyarakat Kabupaten Malang yang mengakses jamban sehat. Untuk wilayah yang belum mempunyai jamba sehat, nantinya bida melapor ke puskesmas untuk selanjutnya dilaporkan ke Dinas Kesehatan. "Dari Dinas Kesehatan kemudian akan memverifikasi," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Bupati Malang Sanusi (kanan) berdialog dengan Kepala DPKPCK Kabupaten Malang Wahyu Hidayat (tengah).
Menurutnya, jamban sehat diperlukan agar masyarakat mau mengubah perilaku agar tidak buang air besar sembarangan. Selain itu juga untuk mencegah penyakit menular.
Sementara itu, Bupati Malang Sanusi menyampaikan, buang air besar sembarangan merupakan salah satu penyebab stunting yang mengakibatkan anak mudah diare dan pencernaan tidak bagus. Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen untuk mensukseskan program ini. "Karena ini jadi penyebab, dan komitmen Kabupaten Malang di 2021 zero stunting, tinggal 50 ribu KK yang diselesaikan di 2020 ," kata dia.
Nantinya, akan dialokasikan dana sebesar kurang lebih Rp 20 miliar untuk membangun jamban bersih ini. Dana tersebut berasal dari APBD dan juga bantuan CSR. Sebenarnya, lanjut dia, pemerintah telah mensosialisasikan program ini. Hanya saja masih belum merata. "Sebelumnya sudah, hanya sebelumnya Pemerintah belum turun langsung, hanya diserahkan ke masyarakat," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, dari 390 desa yang ada di Kabupaten Malang, 104 desa dan 4 kelurahan diantaranya sudah memiliki jamban bersih.(adsl
Reporter : Fisca Tanjung
Editor : Irham Thoriq