Giliran Wali Kota Malang Sidak BLK PT CKS, Terkait Kaburnya 5 Calon PMI

Konten Media Partner
12 Juni 2021 18:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Malang, Sutiaji, saat meninjau kompleks BLK PT CKS. foto/Sholeh
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Malang, Sutiaji, saat meninjau kompleks BLK PT CKS. foto/Sholeh
ADVERTISEMENT
MALANG - Wali Kota Malang melakukan sidak ke Balai Latihan Kerja (BLK) PT. Central Karya Semesta (CKS) pada Sabtu (12/6/2021). Sidak itu dilakukan usai adanya insiden 5 calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) di PT. CKS yang kabur hingga terjatuh dari ketinggian.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Malang, Sutiaji menuturkan, kehadirannya dalam rangka memastikan legalitas, SOP dan perjanjian kontrak kerja di perusahaan tersebut. Namun pihaknya mengaku tidak menemukan kejanggalan usai melakukan sidak.
Sutiaji saat berdialog langsung dengan an para calon Pekerja Migran Indonesia (PMI). foto/Sholeh
"Kami juga lihat fasilitasnya, ada pelatihannya, tidurnya sudah pakai bed seperti pada mes umumnya, ada medisnya yang mengontrol kesehatan mereka," ujarnya.
Menurutnya, pihaknya juga tidak menemui adanya indikasi tindakan kekerasan yang diduga menjadi penyebab kaburnya 5 calon PMI.
"Pantauan saya tidak ada kekerasan, perlakuannya wajar. Maka perlu disampaikan ketika tidak tahu informasi harus mencari tahu dulu. Jangan berkonotasi jelek karena disini tempat mencari kerja para pejuang devisa negara," tuturnya.
Selebihnya, dia menyerahkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian. Disebutkan, kepolisian juga telah mengamankan beberapa barang bukti seperti tali yang digunakan calon PMI untuk kabur. Selain itu, pihak perusahaan juga telah diperiksa.
ADVERTISEMENT
"Informasi penelusuran yang ada di ranah kepolisian, karena ada provokasi yang dilihat dari jejak digital. Chating dari salah satu calon PMI itu disana ada dikasih bumbu bumbu orang, tapi itu bukan ranah kami," paparnya.
Sutiaji, didampingi Direktur Marketing PT CKS, Imelda Indrawaty, meninjau penampungan BLK. foto/Sholeh
Sementara itu, Imelda Indrawaty, Direktur Marketing PT. CKS menambahkan, pihaknya memang menemukan adanya provokasi dari pihak luar yang mempengaruhi 5 calon PMI di perusahaannya.
"Saat ini memang banyak sekali provokasi diluaran. Bisa diperiksa di facebook, ajakan ajakan ilegal dan liar banyak sekali beredar," ujarnya.
"Kenapa saya berani katakan 5 anak yang kabur itu (terprofokasi) karena saya punya bukti otentik. Bentuk chatingan, voice mail dari yang mengajak, bahkan nomor ponsel orang tersebut. Ini sudah kami berikan kepada pihak berwajib untuk ditindak lanjuti," bebernya.
ADVERTISEMENT
Polisi Tingkatkan Penyelidikan ke Penyidikan
Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata dan Ketua BP2MI, Benny Rhamdani saat berada di Polresta Malang Kota. foto/Sholeh
Polresta Malang Kota telah meningkatkan kasus Balai Latihan Kerja (BLK) PT. Central Karya Semesta (CKS) dari penyelidikan ke penyidikan.
"Kami telah menaikan status penyelidikan ke penyidikan. Kami telah membuat Laporan Polisi model A kemarin," ujar Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata, Sabtu (12/6/2021).
Leo menjelaskan, pihaknya telah memeriksa 11 saksi dalam kasus tersebut. Disebutkan, saksi saksi tersebut berasal dari pihak perusahaan, korban dan warga setempat.
"Kami baru dalam tahap sidik, kami belum menetapkan tersangka. Itu nanti," imbuhnya.
Menurutnya, dalam kasus tersebut diduga terdapat tindak pidana perdagangan manusia. Sehingga pihaknya terus melakukan pendalaman untuk mengungkap fakta yang terjadi di dalam BLK PT. CKS.
"Ini tindak pidana perdagangan orang. Unsur unsur pasalnya ini masih lakukan pendalaman. Dugaannya perdagangan orang," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Korban Alami Patah Tulang dan Jalani Operasi
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani usai menjenguk korban menuturkan, 3 dari 5 calon PMI tersebut tengah menjalani operasi di RS Wava Husana Malang karena mengalami patah tulang usai terjatuh dalam upaya melarikan diri dari BLK PT. CKS.
"3 orang sedang dirawat. Korban M mengalami luka belakang punggung dan patah tulang kiri, tindakannya operasi. B patah tulang kaki kiri juga operasi, dan F agak berat. Dia patah tulang pinggang dan di bokong dan di kaki, dia dioperasi," bebernya.
Sementara dua lainnya dinyatakan selamat dari insiden dan telah diamankan ditempat yang tidak dapat disebutkan lokasinya. Dia juga telah memotivasi kepada para calon PMI tersebut agar tidak ada rasa ketakutan jika dimintai keterangan kepolisian.
ADVERTISEMENT
Dia juga mengatakan berdasarkan keterangan korban, mereka pernah mengalami kekerasan fisik dan verbal. Disebutkan, ada peristiwa tidak senonoh terjadi ketika ada salah seorang calon PMI memakai rok mini yang memang menjadi larangan perusahaan.
"Ditegur boleh, kalau itu menjadi aduan. Tetapi pernah ada perlakuan tidak senonoh, jadi celananya langsung diturunkan dan disaksikan banyak orang," ungkapnya.
Selain itu, dia juga mendapati informasi kejanggalan meninggalnya salah satu calon PMI di perusahaan tersebut sebelum insiden ini terjadi. Namun pihak perusahaan telah menampik kejanggalan itu dengan dalih meninggal di rumah sakit.
"Padahal dari kesaksian calon PMI baik di RS dan di BLK sana sendiri semua sama, bahwa meninggalnya itu di BLK itu. Namun pihak perusahaan mungkin mencoba menutup mulut para calon PMI disana," paparnya.
ADVERTISEMENT
"Bahkan, hingga beberapa calon PMI iuran Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu untuk pengobatan itu. Jadi perusahaan di sini tidak bertanggung jawab. Semoga proses penyidikan polisi nanti jadi pintu pembuka kasus kematian ini," imbuhnya.
Sementara itu, untuk segala pembiayaan medis para korban yang kini tengah menjalani perawatan di RS akan ditanggung oleh BP2MI.
"Kami menolak sepeser pun dari perusahaan, meskipun ada i'tikad baik mereka. Kami tidak akan terima, semua akan kami ambil alih sebagai pertanggungjawaban negara," tegasnya.