Guru Besar Dirasah Islamiyah Prof Roibin, Resmi Daftar Calon Rektor UIN Malang

Konten Media Partner
31 Maret 2021 19:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof. Dr. H. Roibin, MHI resmi mendaftar sebagai bakal calon rektor UIN Malang.(foto:dok)
zoom-in-whitePerbesar
Prof. Dr. H. Roibin, MHI resmi mendaftar sebagai bakal calon rektor UIN Malang.(foto:dok)
ADVERTISEMENT
MALANG - Prof. Dr. H. Roibin, MHI resmi mendaftar sebagai bakal calon rektor Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim (UIN Malang).
ADVERTISEMENT
Roibin tercatat sebagai guru besar UIN Malang yang ketiga mendaftar bakal calon rektor dari Guru Besar Bidang Dirasah Islamiyah.
Prof. Roibin menyampaikan alasan mendaftarakan diri sebagai calon rektor UIN Malang, yaitu memiliki cita-cita meneruskan dan mengembangkan perjuangan para pendahulu, ingin menciptakan iklim demokrasi etik, menghindari konflik, menciptakan sikap ramah, ukhuwah, dan terbuka.
"Jadi, kami yang telah mengukir kampus sebagai bagian dari peradaban Islam saya juga mengetahui tentang dinamika perkembangan kampus ini, apalagi saya juga alumni di kampus ini. Hati saya tergerak untuk ikut berkontribusi membangun UIN Malang," ujarnya.
Dia menyebutkan bahwa banyak hal di kampus yang harus ditata dan dibenahi melalui sistem tata kelola prima, ramah, humanis, dan modern dalam berbagai aspek.
"Jadi, mengembalikan nilai dan ruh perjuangan di kampus yang tercinta ini, melalui sistem kepemimpinan integratif dan kolektif. Selain itu, menciptakan kerukunan, kebersamaan, kesetaraan, kasih sayang, dan persaudaraan untuk memajukan UIN Maliki Malang," terangnya.
ADVERTISEMENT
Roibin berharap jika nantinya terpilih menjadi rektor, akan mengembangkan dan memajukan UIN Malang dengan berpijak pada prinsip kebersamaan dan kerukunan.
"Harapan saya, adanya keberhasilan itu merupakan keberhasilan bersama, semua pihak ikut berjalan bersama untuk memajukan UIN Malang kedepannya,” tandasnya.
Selain itu, dia memberikan pandangan terkait isu plagiasi jika hal tersebut menyimpang dari kode etik akademik. Sebab, mengambil tulisan orang lain tanpa menyebutkan sumbernya.
"Dengan demikian kita telah mengklaim tulisan orang lain sebagai karya kita sendiri inilah yang disebut ketidak jujuran akademik yang tentu menyimpang dari kode etik akademik," tegasnya.