Guru di Kota Malang Usulkan Pembelajaran Luring

Konten Media Partner
27 Juli 2020 18:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hari Aspirasi Fraksi PKS DPRD Kota Malang. Foto: Andita Eka.
zoom-in-whitePerbesar
Hari Aspirasi Fraksi PKS DPRD Kota Malang. Foto: Andita Eka.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG – Menanggapi adanya pembelajaran daring selama masa New Normal, sektor pendidikan mulai terlihat mengalami beragam tantangan dalam pelaksanaannya. Tidak terhitung mulai dari persoalan desain pembelajaran, biaya, fasilitas, sampai pada kapasitas dan kemampuan orang tua serta guru selama masa belajar dari rumah.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh beberapa tenaga pendidik di Kota Malang yang hadir di pelaksanaan Hari Aspirasi Fraksi PKS DPRD Kota Malang, pada Senin (27/7/2020).
Melalui forum ini, Fraksi PKS memberikan kesempatan kepada pihak yang hadir untuk menyampaikan aspirasinya terkait pelaksanaan program pendidikan selama masa pandemi ini.
Hari Aspirasi Fraksi PKS DPRD Kota Malang. Foto: Andita Eka.
Secara garis besar, perwakilan yang hadir dalam forum menyampaikan bahwa kebijakan yang dibuat di era New Normal masih belum sepenuhnya menjawab persoalan di sektor pendidikan. Model pembelajaran dan kondisi psikologis yang tentu berbeda antara pembelajaran daring dan luring membutuhkan perhatian khusus dari pemangku kebijakan.
Sejumlah usulan untuk mengadakan pembelajaran secara luring menjadi pokok bahasan dalam forum aspirasi ini.
“Sebagaimana adanya pembatasan jumlah peserta saat ada pertemuan atau rapat, saya harap pelaksanaan pembelajaran sekolah juga bisa berjalan demikian. Ada pembatasan jumlah siswa yang datang ke sekolah di setiap harinya itu. Jadi siswa itu mungkin setidaknya satu minggu sekali bertatap muka dengan gurunya,” ungkap salah satu pengajar sekolah swasta di Kota Malang, Ahmad.
Hari Aspirasi Fraksi PKS DPRD Kota Malang. Foto: Andita Eka.
Penyampaian aspirasi terkait pembelajaran luring juga didasarkan pada proses penyampaian pendidikan karakter yang dirasa tidak mungkin untuk dilakukan melalui daring.
ADVERTISEMENT
“Pendidikan karakter kalau tidak dilakukan secara tatap muka ini sulit karena siswa melihat pada sosok gurunya selama di sekolah. Kalau melalui pembelajaran daring, pendidikan karakter ini juga tidak sepenuhnya tersampaikan,” imbuh Ahmad.
Lebih lanjut, kurangnya pendidikan karakter juga dirasa berdampak pada munculnya permasalahan maupun keluhan dari pihak orang tua terkait perilaku dan aktivitas siswa. Adanya durasi waku luang yang lebih banyak saat proses belajar dari rumah membuat kebanyakan siswa menjadi sulit dikontrol baik secara waktu maupun emosi.
“Waktu anak lebih banyak dihabiskan untuk bermain dan hal ini juga menimbulkan emosi yang tidak bisa dihindari saat berada di rumah," papar Guru SMKN 5 Kota Malang, Ameliyah.
"Selain itu rutinitas pagi yang seharusnya untuk memupuk sikap disiplin anak, seperti bangun pagi juga menjadi lebih sulit ketika pembelajaran memang dilakukan secara daring,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Menanggapi aspirasi terkait pembelajaran secara luring, Sekretaris DPRD Kota Malang, Rokhmad, menjelaskan bahwa di kondisi saat ini, kesehatan dan keselamatan seluruh pihak pelaku pendidikan merupakan prioritas utama.
“Baik siswa, guru, maupun orang tua adalah prioritas utama saat ini untuk mencegah penyebaran COVID-19. Tapi mengenai aspirasi yang sudah diberikan tentu akan kami sampaikan,” ujar Rokhmad.
Reporter: Andita Eka