Guru SMP di Malang yang Cabuli Siswa Palsukan Ijazah Saat Lamar Kerja

Konten Media Partner
7 Desember 2019 16:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Choirul Huda (tengah), pelaku kasus pencabulan terhadap belasan siswa SMP di Kepanjen, Kabupaten Malang. (Foto: Khusnul Hasana/Tugumalang.id)
zoom-in-whitePerbesar
Choirul Huda (tengah), pelaku kasus pencabulan terhadap belasan siswa SMP di Kepanjen, Kabupaten Malang. (Foto: Khusnul Hasana/Tugumalang.id)
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID – Guru tersangka pencabulan kepada 18 siswanya di SMPN 4 Kepanjen, Kabupaten Malang, ternyata tidak memiliki ijazah S1. Chusnul Huda (38) mengaku memalsukan ijazahnya kala mendaftar sebagai guru tidak tetap (honorer) di sekolah tersebut.
ADVERTISEMENT
Tersangka mengakui perbuatannya saat ditanya oleh Kapolres Malang, AKBP Yade Setiawan Ujung pada sesi konferensi pers rilis kasus pencabulan di Polres Malang Sabtu siang (7/12/2019).
Tersangka mengaku bahwa dirinya tidak pernah memiliki ijazah S1. Sebab, ia hanya menjalani proses studi pendidikan S1 tersebut hingga semester 4 di jurusan Pendidikan Guru Bimbingan Konseling di Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama).
Ads
Tersangka menyatakan bahwa ia nekat untuk menggunakan ijazah palsu setelah melihat adanya lowongan kerja di SMPN 4 Kepanjen.
“Awalnya di SMP itu ada lowongan, kemudian saya melamar menggunakan fotokopi ijazah palsu,” beber pria yang akrab disapa Huda tersebut.
Diduga, ia menggunakan ijazah milik temannya yang kemudian ia fotokopi dengan mengganti nama dan foto dirinya.
ADVERTISEMENT
Diketahui, tersangka telah bekerja di SMP 4 Kepanjen sejak tahun 2014. Tersangka mengaku pada awak media bahwa awalnya ia bekerja sebagai staf. Hingga kemudian pada tahun 2017 ia diangkat menjadi guru BK, dan yang terakhir ia menjadi guru PPKN.
Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung menerangkan bahwa pengakuan dari pelaku ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
“Ada pemalsuan dokumen, bahwa pelaku ini tidak pernah lulus dari Universitas Kanjuruhan Malang. Dugaan ini masih kami lakukan pendalaman,” terang Ujung.