Hadiri Pembekalan KKN Mahasiswa UM, Begini Pesan Menparekraf Sandiaga Uno

Konten Media Partner
6 Mei 2021 17:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno.
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno berharap dapat berkolaborasi dengan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) yang akan melaksanakan KKN ke berbagai wilayah desa yang dituju.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Sandiaga saat berkesempatan menjadi pemateri dalam Pembekalan KKN Semester Antara Tahun Akademik 2020/2021 kepada kurang lebih 4.429 mahasiswa dari berbagai program studi (prodi) via daring, Kamis (06/05/2021).
Menurutnya, konsep desa wisata merupakan konsep yang mengintegrasikan produk ekonomi kreatif lokal dan talenta terbaik yang ada di pedesaan berkaitan dengan 4 pilar pengalaman. Baik berkontribusi pada kehidupan sosial, perekonomian setempat, pelestarian budaya hingga keberlanjutan lingkungan.
Tujuannya, tak lain untuk memastikan wisata dan ekonomi kreatif kembali menjadi lokomotif untuk memulihkan ekonomi di tengah pandemi dan kesiapan untuk pasca pandemi.
"Kita harapakan bisa bekerja sama dengan teman-teman mahasiswa UM karena KKN salah satunya adalah bagaimana turun ke desa wisata berkolaborasi, berkontribusi dan berko-kreasi bersama dengan Kemenparekraf," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pun, diakui Sandiaga bahwa Malang merupakan bagian dari episentrum wisata dan lahirnya destinasi desa wisata baru. Ia mencontohkan, seprti kampung wisata warna-warni, topeng, pujon kidul hingga kampung poncokusumo yang sebelumnya diangkat dalam Anugrah Desa Wisata.
Rektor Universitas Negeri Malang (UM) Prof. Dr. AH. Rofi'uddin, M.Pd.
"Maka saya harapkan teman-teman KKN siap semua melihat potensi ini ya dan menyebarkan di desa-desa yang dituju nanti sebagai penguatan pilar kita," imbuhnya.
Kuncinya, masih kata Sandiaga, adalah penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety dan Environment Sustainability).
"Karena kita dalam keadaan yang sangat prihatin bahwa perbatasan kita masih ditutup, maka pulihkan para wisatawan dulu, fokus kesiapan kita untuk menjadi destinasi berbasis kualitas dan berkelanjutan. Bukan kuantitas tapi investasi, adaptasi dan kolaborasi," pesan Sandiaga.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Rektor Prof. Dr. AH. Rofi'uddin, M.Pd., melaporkan bahwa ada 5 macam jenis KKN di UM. Yakni, KKN Reguler, Tematik, Terintegrasi, Mandiri dan Pulang Kampung.
Dengan dua sistem pelaksanaan yang berbeda, yakni model blok alias terjun langsung langsung selama 6 minggu yang kerap dilakukan sebelum pandemi dan sinambung blok atau terjun tiap akhir pekan selama 15 minggu ke desa KKN selama pandemi.
Ketua LP2M UM, Prof. Dr. Markus Diantoro.
"Apapun jenisnya semua sama, intinya KKN ini agar mahasiswa lebih paham bagaimana situasi yang sebenarnya di masyarakat dan bagaimana memberikan alternatif solusi terhadap permasalahan yang bisa ditawarkan dari berbagai bidang mahasiswa UM," jelasnya.
Mengusung tema Pengembangan Kampung Wisata ebanyak 4.429 mahasiswa KKN akan ditempatkan ke 270 desa. Terbagi di 24 Kabupaten di wilayah Jawa Gimur dan 4 lokasi di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan melibatkan 250 dosen pendamping.
ADVERTISEMENT
"Dalam upaya mendukung kapasitas masyarakat, UM juga punya program pengabdian unggulan, seperti desa binaan dan sekolah pimpinan desa kelurahan (sepimsalu) dengan rombongan desa petinggi desa untuk mewujdujan kampung wisata dan ekonomi kreatif menuju kampung sehat dan produktif," tukas Rofi'uddin.
Tak jauh berbeda, Ketua LP2M UM, Prof. Dr. Markus Diantoro menambahkan jika selama ini respon petinggi desa sangat luar biasa terhadap kinerja mahasiswa KKN. Dengan demikian, ia berhatap agar sinergitas antara mahasiswa, masyarakat, PT dan pemerintah bisa terus dikuatkan guna mendorong percepatan pemulihan ekonomi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
"Justru para petinggi desa sangat mengharapkan mahasiswa karena apa? Karena mahasiswa masih muda, ide dan inovasinya sangat fresh sehingga bisa desa lebih maju," tandasnya. (ads)
ADVERTISEMENT