Harsono, Pencetus Gerakan Tukar Jelantah dengan Kepingan Emas

Konten Media Partner
7 Oktober 2020 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Anggota dari Climate Change Frontier

Moh Harsono. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Moh Harsono. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
BONDOWOSO - Pandemi memang tak seharusnya menjadi penghalang bagi masyarakat untuk saling berbuat baik. Seperti yang dilakukan oleh Moh Harsono.
ADVERTISEMENT
Pria yang tinggal di sebuah dusun dipinggiran selatan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur ini, aktif sebagai pejuang Unit Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Dia mendorong para pelaku UKM di lingkungan sekitarnya berdiri.
Tak hanya itu, dia juga merupakan aktivis lingkungan sekaligus kemanusiaan di daerahnya.
Anggota dari Climate Change Frontier (CCF) ini, juga termasuk proaktif terhadap isu penyelamatan lingkungan hingga kemanusiaan.
Menggandeng warga setempat sekaligus anak muda, dia juga membentuk Komunitas Manusia Peduli Lingkungan (MPL) pada 8 Maret 2020 lalu. Komunitas ini lebih fokus mengedukasi pentingnya menjaga dan memanfaatkan lingkungan.
"Berdasarkan data yang saya dapatkan, sampah plastik ini angkanya masih tinggi, apalagi ibu-ibu saat berbelanja. Padahal sampah plastik itu tidak bagus dampaknya bagi lingkungan," sebut bapak satu anak ini.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, dia juga pernah menggalakkan aksi menukar minyak jelantah dengan kepingan emas ukuran gramasi mini (mini gold) seberat 0,05 gram.
"Ini yang paling banyak diminati, nanti kepingan emasnya bisa mereka gunakan untuk tabungan. Karena harga emas kan tiap harinya berubah dan bisa di tukarkan sewaktu-waktu saat harganya melambung," tambahnya.
Pria kelahiran 17 Mei 1975 ini juga aktif di banyak kegiatan. Seperti World Clean Ups Day Tahun 2019-2020. Dia juga Penggagas Bondowoso All Community (BAC) 2019. Hingga Pengurus Primer Koperasi Pengelolaan Sampah (PKPS) 2020.
Pria yang juga merupakan lulusan S1 jurusan Administrasi Publik di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Pembangunan Jember ini, mengaku senang apabila bisa memberikan manfaat bagi orang lain.
ADVERTISEMENT
Apalagi sebelumnya. dia sudah pernah membangun usaha kemudian mengalami kebangkrutan. Dia tak ingin jatuh lagi dan terus terpuruk.
Pria yang akrab disapa Pakdhe Nono inipun mengakui, pengalaman merupakan guru terbaik.
Hobinya untuk berkeliling kota, membawa Pakdhe Nono mengenal banyak orang-orang hebat.
"Saya suka jalan-jalan, berkeliling dari satu kota ke kota lain terutama saat ada acara-acara tertentu. Dari situ saya bertemu dengan banyak orang hebat. Salah satunya Pak Eko Baskoro", kenangnya
Pelajaran yang berharga menurutnya adalah jangan mudah menyerah, gali terus inovasi dan kreativitas, agar bisa membantu sesama.
Terutama di tengah musim pandemi seperti ini, lanjut dia, banyak pelaku UKM yang butuh bantuan meski sekedar memasarkan.
"Utamanya untuk anak milenial ini ya. Jangan mudah terlena dengan dunia maya. Jangan sampai ponsel menguasai kita. Justru ponsel itu harus kita kuasai dan manfaatkan. Contoh kalau bingung mencari UKM apa yang butuh dibantu, tinggal searching di Google, kemudian datangi ke rumahnya," tutupnya.(ads)
ADVERTISEMENT