Ightana, Mahasiswa Tuna Rungu yang Lulus dengan Predikat Berprestasi

Konten Media Partner
25 September 2019 19:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhamad Ightana Hakim Ilmi (tengah) saat menunjukan aplikasi kepada salah seorang temannya, siang tadi (25/9). Foto: rezza do'a lathanza/tugumalangid
zoom-in-whitePerbesar
Muhamad Ightana Hakim Ilmi (tengah) saat menunjukan aplikasi kepada salah seorang temannya, siang tadi (25/9). Foto: rezza do'a lathanza/tugumalangid
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID- Keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk menggapai prestasi di bangku kuliah. Muhamad Ightana Hakim Ilmi, Mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) membuktikan hal tersebut. Dia berprestasi akademik meski menyandang status difabel.
ADVERTISEMENT
Ditemui siang tadi (25/9) di kampus ITN, dia bercerita kalau sejak umur satu tahun dia terganggu dalam hal berbicara dan mendengar. Kendati demikian, di tempat kuliah, dia jadi satu kelas dengan mahasiswa normal.
Di kelas, dia menggunakan bahasa isyarat dan menggunakan handphone sebagai salah satu media yang digunakan selama ini.
"Ya, selama ini saya lihat gerak bibir dosen. kalau tidak ya saya gunakan handphone," imbuhnya. Dalam menggunakan handphone, dia merekam suara dosennya dengan fasilitas di google, lalu suara itu akan berubah di handphone menjadi tulisan.
Dia juga saat ini aktif mengajarkan siswa tuna rungu untuk bisa belajar sebagaimana anak-anak pada umumnya."Sekarang saya memberikan les privat kepada adik adik tuna rungu di salah satu sekolah yang terletak di Trenggalek," imbuh pria 23 tahun.
ADVERTISEMENT
Muhamad Ightana Hakim Ilmi (tengah) saat menunjukan aplikasi kepada salah seorang temannya, siang tadi (25/9). Foto: rezza do'a lathanza/tugumalangid
Belajar dengan tekun yang selama ini dilakukan meskipun awalnya minder kini membuhkan hasil. Kini, dia tercatat sebagai lulusan ITN dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif 3.05. Dia akan diwisuda di ITN, Sabtu (28/9)."Ya, awalnya saya minder pas masuk kuliah di ITN, bingung memahami perintah dosen, tapi orang tua saya sudah bilang pas pendaftaran kalau saya disabilitas dan hilang pendengaran," ujarnya.
Di ITN, dia juga lulus sebagai predikat mahasiswa berprestasi dengan jurusan Teknik Informatika."Saya berprestasi karena sudah membuat aplikasi berbasis website namanya defodiaf, aplikasi ini untuk memberikan pelayanan terpadu satu pintu yang di singkat dengan PTSP," ujarnya. Saat ini, karyanya itu sudah diujicobakan di Pengadilan Agama, Lumajang. Kebetulan, dia pernah magang di sana, dan ayahnya hakim di pengadilan tersebut.
ADVERTISEMENT
Dosen pembina akademiknya yakni Hani Zulfia Zahro mengatakan, dalam membimbing mahasiswa difabel, dirinya harus telaten dan intonasi bicaranya harus lambat
"Harapan saya ITN tetap menerima mahasiswa disabilitas, karena mereka berhak untuk kuliah. Mahasiswa disabilitas juga bisa berprestasi seperti Ightan," pungkasnya.
Muhamad Ightana Hakim Ilmi (tengah) saat ujian skripsi, siang tadi (25/9). Foto: rezza do'a lathanza/tugumalangid
Reporter : Rezza Doa Lathanza
Editor : Irham Thoriq