news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ingin Raih LPDP di LN, Harus Bisa Jawab Pertanyaan What The Big Way?

Konten Media Partner
16 Maret 2019 16:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah seorang narasumber yakni Queen Zaidah tetap bersemangat menjelaskan dari belakang acara talk show karena harus menidurkan sang buah hati. (Bayu Eka Novanta/Tugu Malang).
zoom-in-whitePerbesar
Salah seorang narasumber yakni Queen Zaidah tetap bersemangat menjelaskan dari belakang acara talk show karena harus menidurkan sang buah hati. (Bayu Eka Novanta/Tugu Malang).
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG-Pecah. Begitulah satu kata yang bisa menggambarkan rangkaian acara Scholarship Talks: Berburu Beasiswa Menuju Kampus Dunia yang diselenggarakan Tugu Malang (tugumalang.id) dan Boleh Baca (bolehbaca.com) di Aula Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang, sabtu (16/3). Kurang lebih empat jam, sekitar 170 peserta terlihat begitu antusias mengikuti jalannya acara.
ADVERTISEMENT
Ketiga pembicara yang didatangkan, Nur Fidayat, Queen Zaidah, dan Ounu Zakiy Sukaton, seperti membuka semua jurus mereka tentang bagaimana meraih Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)."Kalian harus bisa menjawab pertanyaan dasar kalau mau ke luar negeri. What the big why?," Kata Queen dalam presentasinya.
Ia menjelaskan, mengapa hal ini harus diutarakan. Sebab, para interviewer LPDP selalu menanyakan secara detail alasan utamanya untuk ke luar negeri. Secara normatif, lanjutnya, pasti ada untuk mengembangkan dan mengenalkan Indonesia di dunia. Namun, para pendaftar harus jeli melihat peluang itu. Queen pernah merasakan secara langsung kuliah S2 di University of York, United Kingdom. Menurutnya, ketika test LPDP ia melihat peluang untuk mengenalkan batik dan budaya di Inggris. Sehingga, itulah alasan yang paling bisa menarik para pewawancara.
ADVERTISEMENT
Ternyata benar, Queen mengakui jika masyarakat Inggris lebih mengenal Malaysia daripada Indonesia. Padahal secara wilayah dan potensi Indonesia jauh lebih besar daripada negeri Jiran itu. "Ini realita yang ada, jadi teman-teman bisa tulis dan sampaikan dalam esai yang diajukan ke LPDP," imbuhnya.
Suasana acara Scholarship Talks: Berburu Beasiswa Menuju Kampus Dunia yang diselenggarakan Tugu Malang dan Boleh Baca di Aula Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang, sabtu (16/3).
Tak hanya itu, ia juga memberikan motivasi tentang apa saja yang bakal diperoleh diluar negeri. Salah satu hal yang paling bisa dirasakan ialah suasana dan fasilitas belajar. Contohnya, perpustakaan di Inggris bisa terbuka 24 jam nonstop. Bahkan, para pakar selalu mau meluangkan waktu untuk diskusi tentang penelitian dan seluruh paper yang akan kita bahas. "Selama 2 bulan 40 buku gratis, kita ambil buku juga pakai troli. Enak kan bisa baca buku lengkap dan para profesornya mau membimbing penuh," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tantangan hidup di UK ada empat. Yakni masalah adaptasi akademik, social culture, economic, physical weather. Hal ini menjadi shock culture. Tapi hal itu bisa diminimalisir ketika bisa berbahasa Inggris dengan baik. "Belajar bahasanya dan disiapkan Semarang mungkin," pungkasnya.
Reporter : Rino Hayyu S
Editor : Irham Thoriq