Jelang Muktamar NU, Ketua IGGI Harapkan Ada Tokoh Muda yang Tampil

Konten Media Partner
6 September 2019 15:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua IGGI Dr KH Ahmad Fahrur Rozi (Foto: Dokumen) 
TUGUMALANG.ID - Ketua Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI) Dr KH Ahmad Fahrur Rozi berharap akan muncul sosok pemimpin muda untuk unjuk gigi jelang pemilihan Ketua Umum PBNU pada Muktamar NU tahun 2020 mendatang. Pria yang juga Wakil Ketua PWNU Jawa Timur tersebut menegaskan bahwa pemuda NU harus tampil untuk menguatkan persaudaraan antar bangsa.
ADVERTISEMENT
"IGGI mengharapkan tampil pemimpin muda NU dalam muktamar mendatang yang berkomitmen meneguhkan NU sebagai ormas islam berfaham aswaja yang moderat, dan toleran" terang Fahrur Rozi dalam keterangan resmi yang diterima tugumalang.id.
Ia menjabarkan bahwa pemimpin muda itu harus selalu memperkuat tiga ukhuwah, yakni ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa dan setanah air), dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama umat manusia).
Meski begitu, dirinya juga mengapresiasi kepemimpinan Ketum PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siraj selama dua periode ini. "Menorehkan kesuksesan di berbagai bidang, meneguhkan jati diri aswaja dan kemajuan dalam bidang pendidikan dengan pendirian universitas NU di seluruh Indonesia," lanjutnya.
Menurutnya, seorang pemimpin yang baik pastinya harus mampu melahirkan pemimpin baru dengan melakukan regenerasi yang baik dan meneladani Nabi Muhammad SAW yang telah sukses melahirkan pemimpin-pemimpin hebat.
ADVERTISEMENT
Pihaknya menyatakan bahwa contoh pimpinan NU masa lalu seperti Gus Dur -sapaan akrab KH Abdurrahman Wahid- bisa menjadi teladan yang baik. "Di saat hampir tidak ada tokoh sekaliber Gus Dur, namun ternyata tampil KH Hasyim Muzadi yang sukses memimpin NU dengan sangat baik, santun dan sejuk. Bahkan lebih maju ke kancah internasional sehingga terbentuk jaringan PCINU internasional di berbagai negara," terangnya. Di mana hal itu akhirnya melahirkan ICIS : International Conference of Islamic Scholar (Konfrensi sarjana Islam internasional) yang mana dirinya diangkat menjadi sekjennya.
Mengutip dari almarhum KH Tolchah Hasan, ia merasa bahwa dua periode memang sudah dianggap cukup untuk melakukan kaderisasi. "Itu sudah cukup melakukan kaderisasi dan melahirkan pemimpin baru," pungkasnya. Oleh karena itu, ia berharap sosok pemimpin muda itu bisa muncul di Muktamar NU mendatang.
ADVERTISEMENT
Editor: Gigih Mazda