Kami Jangan Selalu Disalahkan

Konten Media Partner
26 Juli 2019 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Eko Baskoro, founder CCFrontier.(olah foto: tugumalang.id).
Catatan oleh Eko Baskoro*
Judul di atas tidak ada kaitannya dengan sebuah demonstrasi atau aksi turun jalan. Ini sebuah pengalaman pribadi saya, sebuah protes yang ditujukan kepada saya. Dan saya berharap bisa dijadikan bahan renungan buat kita semua.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu yang lalu atau tepatnya tanggal 20 Juli 2019, CCFrontier diundang untuk memberikan presentasi pada acara Dies Natalis XII, Universitas Ma Chung, Malang. Acara ini diawali dengan Fun Walk yang diikuti oleh masyarakat
Acara itu ditandai dengan sebuah kesepakatan bersama antara CCFrontier, Universitas Ma Chung, Pemkot Malang, Jawa Pos Radar Malang dan FKWT-MR terkait Mewujudkan Kota Malang sebagai kota bebas sampah plastik. Sebuah komitmen yang seharusnya didukung oleh seluruh warga malang. Banyak aksi unik dalam acara ini seperti bazzar, pengobatan gratis, dan yang lain.
Kemudian tibalah waktu buat saya memberikan presentasi di acara ini. Saat itu judul presentasi adalah Plastic Reduce Movement by CCFrontier. Seperti biasa saya awali presentasi dengan mengenalkan CCFrontier, kapan tanggal berdiri, program CCF, keanggotaan dan sampai pada campaign & aksi CCF sejak tahun 2015.
ADVERTISEMENT
Kemudian dilanjut pada penjelasan terkait Plastic Reduce Movement by CCFrontier. Mulai dari Tote Bag Campaign (mengurangi tas plastik) yang dilakukan sejak tahun 2015 sampai hari ini ; campaign #byesedotanplastik atau mengurangi sedotan plastik yang dilakukan sejak tanggal 15 Februari 2019 ; dan campaign #byesmallestbottles atau mengurangi botol plastik yang dilakukan sejak tanggal 8 Mei 2019.
Suasana sosialisasi oleh CCFrontier di Universitas Ma Chung, Malang.
Selesai memberikan presentasi, saya berniat menemui beberapa wartawan. Saat saya berjalan hendak menemui mereka, langkah saya dihentikan oleh seseorang (seorang laki, kita sebut saja namanya bapak. Tanpa basa-basi bapak ini menyampaikan."Pak kami sebagai masyarakat jangan selalu disalahkan jika terkait sampah. Dari dulu seolah-olah kami yang selalu disalahkan. Padahal kami hanya menggunakan apa yang sudah ada. Kami memakai tas plastik karena setiap kami belanja diberi tas plastik, kami memakai sedotan plastik karena setiap kami memesan minuman selalu diberi sedotan, dan hampir semua minuman atau air mineral dalam kemasan botol. Jadi jangan kami yang selalu disalahkan tapi perusahaan itu seharusnya,".
ADVERTISEMENT
Saya melihat dari raut muka bapak ini terlihat serius. Ini yang saya sampaikan."Bapak benar, jika bapak mengikuti presentasi saya sejak awal maka bapak akan faham apa yang telah kami lakukan. Mulai dari totebag campaign di mana kami membagikan tas tote bag secara gratis kepada masyarakat sejak tahun 2015 agar bapak dan masyarakat tidak lagi memakai tas plastik, kemudian campaign #byesedotanplastik di mana fokus kami ke hotel, cafe, dan resto agar bapak dan masyarakat jika memesan minuman sudah tidak lagi diberi sedotan plastik dan yang terakhir campaign #byesmallestbottles di mana kami fokus pada perusahaan besar yang menggunakan botol plastik untuk produk mereka, ini untuk mengurangi botol plastik. Jadi tidak ada yang menyalahkan masyarakat. Yang ada hanya himbauan saja sifatnya,”. Kemudian bapak ini menyampaikan."Terima kasih pak, saya dukung aksi CCF ini”.
ADVERTISEMENT
Eko Baskoro dalam sebuah presentasi di Universitas Ma Chung, Malang, beberapa waktu lalu.
Sekilas bapak ini menyampaikan sebuah protes. Seolah-olah bapak ini ingin menyampaikan jangan hanya kami yang diajak peduli atau disalahkan, tapi mereka juga. Sebenarnya, ini sebuah pembelajaran buat kita semua bahwasanya untuk sebuah kepedulian, maka ini berlaku untuk siapapun, baik masyarakat, pemerintah, pihak swasta bahkan seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Maka dari itu, tidak semua campaign CCF ditujukan kepada masyarakat, hanya Tote Bag Campaign yang ditujukan kepada masyarakat. Dua campaign yang lain ditujukan pada para pelaku industi. Karena kami sadar, kita memiliki potensi besar menggunakan produk plastik saat kita berada di luar rumah. Seperti belanja ke mini market, stay di hotel, nongkrong di cafe atau resto. Tempat mereka inilah salah satu penghasil sampah plastik.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana dengan pendapat sahabat-sahabat yang lain ?
*Founder CCFrontier dan Pegiat Lingkungan.