Kampung Kramat, Wisata 'Ngeri-Ngeri Sedap' di Kota Malang

Konten Media Partner
16 Maret 2019 19:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah seorang warga melintas di Kampung Kramat, Kota Malang, sabtu (16/3) (foto: Gigih Mazda/Tugu Malang).
zoom-in-whitePerbesar
Salah seorang warga melintas di Kampung Kramat, Kota Malang, sabtu (16/3) (foto: Gigih Mazda/Tugu Malang).
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID - Wisata kampung tematik bermunculan di Kota Malang. Namun, boleh jadi tempat wisata ini bisa dikatakan sedikit ‘antimainstream' dari wisata tematik yang lain. Bagaimana tidak, area yang merupakan areal pemakaman terbesar di Kota Malang ini justru dijadikan destinasi wisata. Namanya adalah tempat wisata Kampung Kramat.
ADVERTISEMENT
Ingin melihat penampakan hantu pocong, Sundel Bolong, kuntilanak, tuyul, hingga suster ngesot, Anda mungkin bisa mengunjungi Kampung Kramat ini. Tak pelak, bisa jadi Anda merasakan ’ngeri-ngeri sedap’ saat berkunjung.
Tapi, nanti dulu. Sebab, hantu-hantu tersebut bukan hantu sungguhan. Melainkan lukisan grafiti di salah satu tembok perkampungan RT 07, RW 03, Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang tersebut.
Ya, kampung tematik nan unik ini memang terkesan mencekam karena berada di dalam area pemakaman Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kasin. Ratusan bahkan ribuan batu nisan pun terlihat berjajar sebelum Anda sampai di permukiman warga.
Meski demikian, ada sensasi berbeda bagi Anda wisatawan yang berkunjung ke kampung satu ini. Sebab, suasana seram dari kuburan itu seakan hilang dengan sentuhan-sentuhan seni dari kampung tersebut. Mulai akses jalan menuju kampung yang terlihat asri, dan terhias dengan cantik, hingga lukisan di tembok dan dinding-dinding yang memperindah lokasi. Bahkan lukisan bergambar hantu pun dibuat tidak menyeramkan karena dilukis dengan gaya khas seperti film kartun Jepang atau anime itu.
ADVERTISEMENT
Edi, 53, salah seorang warga Kampung Kramat menuturkan bahwa Kampung Tematik ini sebenarnya baru dalam tahap 50 persen saja jika dikatakan sebagai tempat wisata tematik. "Kalau dari segi keindahan kampung mungkin sudah 100 persen, tapi untuk wisata paling baru 50 persen," ucap Edi, sabtu (16/3).
Salah seorang warga berada di Kampung Kramat, Kota Malang, sabtu (16/3). (foto: Gigih Mazda/Tugu Malang).
Menurutnya, banyak yang masih berpotensi untuk dikembangkan untuk wisata. "Kalau sekarang paling setelah ada orang berziarah, kemudian mencoba berkunjung juga ke kampung sini," urainya. Ia menjelaskan bahwa acara yang bisa menarik perhatian wisatawan perlu ada. "Dulu rencananya ada tempat pemancingan juga, namjn sepertinya masih belum," urainya. Ke depan, jika ramai, warga juga bakal memproduksi benda kerajinan untuk oleh-oleh para wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut.
ADVERTISEMENT
Menanggapi sepinya tempat wisata tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang menyatakan bahwa memang tidak sedikit kampung tematik di Malang yang tengah tertidur dan masih memiliki potensi untuk maju.
Suasana kampung kramat di Kelurahan Kasin, Kota Malang. (foto: Gigih Mazda/Tugu Malang).)
"Di Kota Malang ada 17 kampung tematik, ada yang maju, berkembang, dan sedang tidur. Kampung ini merupakan yang sedang berkembang" ujar Kepala Seksi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Agung H Bhuana.
Memang, menurutnya, geliat pariwisata di kampung tematik sebenarnya dipengaruhi oleh masyarakat di tempat itu sendiri. "Sebab semua kembali kepada masyarakat kampung sebagai pengelola. Dan kami hanya bertguas untuk membantu promosi," terang Agung.
Suasana kampung kramat di Kelurahan Kasin, Kota Malang. (foto: Gigih Mazda/Tugu Malang).)
Dirinya menjelaskan bahwa kelompok sadar wisata (Pokdarwis) daerah tersebut harus memiliki ide atau hal unik lain agar wisata di Kampung Kramat tersebut bisa kembali ramai dan dijejali oleh para pengunjung wisata yang menginginkan tempat unik tersebut untuk berswafoto, selfie, atau nge-vlog.
ADVERTISEMENT
"Jadi Pokdarwis ini harus bisa menginisiasi kesadaran masyarakat agar bisa lebih berkembang lagi," tandasnya.
Wisata kampung keramat yang diresmikan pada Februari 2018 diharapkan bisa menggenjot jumlah kunjungan wisata di Kota Malang. (foto: Gigih Mazda/Tugu Malang).
Untuk diketahui, pemakaman di kampung ini dibuat tempat wisata, salah satu alasannya karena di tempat inilah di makamkan Maha Guru Maha Guru Al Ustadzul Imam Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bif Faqih Al Alawi RA dan Maha Guru Al Ustadzul Imam Prof Dr Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bil Faqih Al Alawi RA dimakamkan. Dua maha guru yang sering mendapat julukan Imamain ini adalah dulunya Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hadits Al Faqihiyah, Kota Malang.
Saban tahun, dua ulama’ besar ini diperingati wafatnya dalam sebuah khaul. Nah, sehari sebelum haul, biasanya puluhan ribu warga dan alumni pesantren bertakziah ke makam dua ulama’ tersebut. Inilah yang menjadikan alasan pemakaman kasin dipilih sebagai tempat wisata bertema pemakaman. Tempat wisata ini diresmikan pada 13 Februari lalu oleh mantan Wali Kota Malang yakni Moch Anton.
ADVERTISEMENT
Reporter : Gigih Mazda
Editor : Irham Thoriq