Kata Psikolog soal Ibu di Malang yang Sekap Anaknya Selama 20 Tahun

Konten Media Partner
4 Januari 2020 10:57 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Suasana rumah penyekapan 4 orang anak oleh ibunya selama 20 tahun di Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jumat (3/1/2020) pagi. (Foto: Humas Polres Malang)
TUGUMALANG.ID – Penyekapan selama 20 tahun yang dilakukan oleh seorang ibu asal Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Artimunah (61) terhadap empat putrinya dipastikan berdampak buruk pada kondisi psikologis korban.
ADVERTISEMENT
Psikolog asal Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang, Fuji Astutik pun memberikan tanggapan atas kasus yang baru terungkap pada Jumat (3/1/2020) kemarin itu.
Menghilangnya Fungsi Sosial
Fuji Astutik menuturkan bahwa penyekapan yang dilakukan selama belasan bahkan puluhan tahun bisa menghilangkan fungsi manusia sebagai makhluk sosial.
Dirinya menuturkan bahwa manusia melakukan banyak hal bersama dengan manusia lain. Seperti berbaur dengan lingkungan, bekerja, atau menjalin hubungan. Apabila kemampuan tersebut tidak didapatkan, maka dalam diri manusia akan ada yang kurang berfungsi.
“Bisa menjadi kaku, kesulitan untuk menempatkan diri atau merespon, atau bisa jadi tidak nyaman jika dalam lingkungan yang berbeda karena selama ini lingkungannya terbatas,” terang Fuji pada tugumalang.id melalu sambungan telepon.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, empat orang korban tersebut antara lain adalah Asminiwati (44), Titin Yuliarsih (41), Virnawati (39), dan Anis Mufidah (35). Meskipun keempatnya berusia dewasa, namun mereka saat ini tengah menjalani perawatan medis di RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat, Lawang, Kabupaten Malang.
Perlu Pemeriksaan Psikologis Pelaku dan Korban
Fuji mengatakan bahwa baik ibu dan anak perlu untuk dilakukan pemeriksaan dari psikolog atau psikiater terkait kondisi psikologis mereka.
Menurutnya, dari kasus itu perlu untuk dicari tahu apakah ibu tersebut melakukan penyekapan karena pengaruh spiritual, atau mengalami halusinasi belaka.
“Perlu dicaritahu dasar apa yang terjadi sebelum ibu itu menyekap. Yang jelas, perlu dilakukan pemeriksaan psikologis dulu. Karena hal ini terjadi tidak pada umumnya,” lanjut Fuji.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, pemeriksaan tak hanya mengenai tentang latar belakang kasus, melainkan juga dampak apa yang selanjutnya terjadi, serta bentuk penanganan seperti apa yang perlu dilakukan kepada ibu dan 4 orang anaknya tersebut.
Penanganan dengan Melibatkan Orang Terdekat
Selain itu, ia juga menyatakan bahwa dalam melakukan penanganan terhadap ibu dan 4 orang anak tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Dikarenakan penanganan tersebut disesuaikan dengan diagnosa hasil pemeriksaan psikologis. Jika ibu dan anak tersebut belum nyaman dengan kondisi sosial atau kondisi di luar rumah, maka perlu pembiasaan yang baru.
“Bisa dimulai dari adiknya yang ke empat yang melaporkan pada warga. Karena dia yang lebih kooperatif,” terangnya.
Fuji Juga mengatakan bahwa penanganan kasus ini perlu melibatkan orang terdekat yang dapat dipercaya agar dapat membuat mereka merasa nyaman.
ADVERTISEMENT
“Kalau sudah nyaman bisa dilakukan intervensi behavioral terkait pembisaan baru di lingkungan luar rumah. Seperti mendekati, mengajaknya berbicara, atau bisa dengan mengajak anak yang ke empat sebagai role model,” tutup Fuji.