Ketika Anak-Anak Bermain Permainan Tradisional Lintas Negara

Konten Media Partner
8 Maret 2019 15:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para relawan saat memandu permainan tradisional di Ruang Belajar Aqil, Kota Malang, Jumat (8/3). (Foto: Gigih Mazda/Tugu Malang)
zoom-in-whitePerbesar
Para relawan saat memandu permainan tradisional di Ruang Belajar Aqil, Kota Malang, Jumat (8/3). (Foto: Gigih Mazda/Tugu Malang)
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID - Tawa lepas, senyum riang. Dua hal itu terpancar dari ekspresi wajah puluhan anak yang seru bermain berbagai permainan tradisional dari mancanegara. Bagaimana tidak, mereka mendapat kesempatan untuk mencoba permainan negeri lain yang diperkenalkan oleh para relawan dari berbagai negara di Ruang Belajar Aqil, Kota Malang, Jumat (8/3/2019).
ADVERTISEMENT
Sebanyak 59 siswa-siswi dari RA Insan Kamil dan juga siswa homeschooling turut meramaikan kegiatan bertajuk "Permainan Tradisional" tersebut. Tak ketinggalan, sebanyak sembilan relawan mancanegara dari Jerman, Jepang, Belanda, dan Vietnam ikut mengawal anak-anak tersebut.
Permainan yang dimainkan pun beragam. Terlihat, para siswa itu tampak asyik memasukkan sebuah paku yang diikat ke pinggangnya kemudian memasukkannya ke dalam botol. Ada juga permainan egrang, serta permainan meloncat-loncat menghindari tongkat kayu yang digerakkan berirama.
Penanggung jawab acara, Ikhwan Sumaryadi, menuturkan bahwa acara tersebut bekerja sama dengan AIESEC dari Universitas Muhammadiyah Malang dan juga Ruang Belajar Aqil.
"Jadi ini global volunteers. Total ada 9 relawan asing. Jadi dari AIESEC yang menyediakan relawan asing tunuannya adalah untuk mengenalkan budaya ke anak-anak Indonesia," ujarnya.
Para relawan saat memandu permainan tradisional di Ruang Belajar Aqil, Kota Malang, jum'at (8/3). (Foto-Foto: Gigih Mazda/Tugu Malang).
Dirinya mengungkapkan, ada 11 permainan tradisional dari beberapa negara yang dimainkan hari itu. Oleh karenanya, ia berharap agar anak-anak Indonesia bisa berwawasan luas dan terbuka dengan budaya asing.
ADVERTISEMENT
"Harapan agar anak-anak bisa mengenal kebudayaan dan kultur dunia. Bisa tahu, bisa belajar dengan cara permainan ini," tandas Ikhwan.
Sementara itu, salah seorang siswa, Raditya Ardi Widigda, mengaku senang akan acara itu. "Saya senang, tapi agak capek. Karena tadi ada yang kejar-kejaran juga," ujar Radit.
Ia mengaku bisa belajar banyak permainan dunia. "Hari ini kami belajar berbagai permainan tradisional dari berbagai macam negara. Ada Turki, ada Jepang, Vietnam. Banyak," terangnya.
Oleh karenanya, ia mengaku tak kecewa sedikitpun dengan adanya kegiatan tersebut. "Jadi tahu ada permainan dari berbagai macam negara ternyata bisa juga dimainkan di sini," tandasnya.
Reporter: Gigih Mazda
Editor : Irham Thoriq