Ketika Generasi Milenial Menari di Kampung Budaya Polowijen

Konten Media Partner
20 April 2019 19:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah anak muda menari tarian tradisional di Kampung Budaya Polowijen, sabtu (20/4).(foto: Rino Hayyu S/Tugu Malang).
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah anak muda menari tarian tradisional di Kampung Budaya Polowijen, sabtu (20/4).(foto: Rino Hayyu S/Tugu Malang).
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG- Angin sepoi yang meniup Kampung Budaya Polowijen, Kota Malang, membawa suasana semakin ramai. Tawa dan riuhan tepuk tangan pengunjung memadati panggung di kampung tersebut.
ADVERTISEMENT
Gelaran tari yang terselenggara Sabtu (20/4), itu ternyata merupakan peringatan ulang tahun kedua Kampung Budaya Polowijen. Namun, agar tak terpisah dengan generasi milenial, maka gelaran tersebut diisi oleh banyak kawula muda.
“Ya mulanya peringatan ulang tahun, tapi kami ingin sekali mengajak anak-anak milenial untuk berpatisipasi aktif dalam kegiatan ini,” ungkap Isa Wahyudi, penggagas kampung tematik ini.
Menurutnya, adanya kampung budaya ini salah satu upaya untuk membangkitkan lagi geliat seni tradisional. Sehingga, masyarakat tetap bisa menikmati dan melestarikan budaya asli Indonesia. Khususnya tentang Malang. Seperti jajaran topeng kayu yang tertempel ditembok rumah warga RT 03 RW 02 di Jalan Cakalang, Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing tersebut. Hiasan topeng itu ialah hasil karya warga sekitar.
ADVERTISEMENT
Pria yang akrab disapa Ki Demang ini menerangkan ia menginginkan para generasi milenial bisa terus menghargai budaya milik Indonesia. Dengan demikian, kesadaran berkesenian akan muncul sejak belia. “Minimal ada upaya untuk membangkitkan seni tradisional,” terang Ki Demang saat diwawancara Tugumalang.id.
Sejumlah anak muda menari tarian tradisional di Kampung Budaya Polowijen, sabtu (20/4).(foto: Rino Hayyu S/Tugu Malang).
Tak hanya itu, Ki Demang menyadari jika selama berjalan dua tahun pasti ada kebosanan yang dirasakan warganya. Akan tetapi, Ki Demang pun perlu memikirkan bagaimana mereka bisa berkreasi. Termasuk menggabungkan antara budaya tradisional dan modern.
Kreasi ini akan membuat corak baru atau gaya tarian kontemporer. Harapannya, kreativitas generasi milenial itu akan meramaikan kesenian di Kota Malang.”Semakin banyak kreasi artinya semakin berkembang kesenian yang bisa dieksplorasi nantinya,” imbuh Ki Demang.
ADVERTISEMENT
Acara yang diselenggrakan itu menampilkan beberapa tari. Seperti Tari Gandrung dan Punjari. Disana terlihat gemulainya mulai anak usia dini hingga ibu-ibu ikut menari. Ki Demang berharap Kampung Budaya ini bisa menjadi salah satu pusat pelestari budaya di Kota Malang.
 
Reporter : Rino Hayyu Setyo