Ketika Tempe Diolah Menjadi Rawon hingga Bakso

Konten Media Partner
21 April 2019 19:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu stand yang menawarkan rawon dari tempe. Padahal biasanya, rawon menggunakan bahan utama daging sapi.(foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu stand yang menawarkan rawon dari tempe. Padahal biasanya, rawon menggunakan bahan utama daging sapi.(foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TUGUMALANG.ID - Tempe biasanya hanya dimasak dengan cara digoreng atau disayur. Namun, ternyata tempe bisa diolah menjadi segala macam makanan, lho. Dalam acara Festival Tempe Kampung Sanan, Purwantoro, Kota Malang, Minggu (21/4), kita bisa melihat variasi aneka olahan tempe.
ADVERTISEMENT
Di sepanjang jalan Kampung Sanan, berbagai macam olahan tempe dipamerkan. Kampung Sanan sendiri memang terkenal sebagai 'kampung tempe'. Ada sekitar 2000-an kepala keluarga (KK), yang 95 persennya bekerja berkaitan dengan olahan tempe. Mulai dari membuat tempe hingga menjual keripik tempe.
Tak pelak, festival tempe membuat kampung sanan disesaki oleh pengunjung. Dari pagi hingga malam, para pengunjung berdatangan untuk melihat aneka kuliner khas tempe yang dipamerkan. Di antaranya ada cokelat dari tempe, bakso tempe, rawon tempe, nuget tempe, pecel tempe, trancam tempe, orem-orem dari tempe, puding tempe, sate dari tempe, dan lain sebagainya.
Aneka olahan coklat dan keripik yang terbuat dari tempe ikut dipamerkan, minggu (21/4). Foto: Tugu Malang
M. Arif Sofyan Hadi, Ketua Paguyuban Sentra Keripik dan Tempe Sanan Malang, mengatakan bahwa ada 40 stand yang mengikut festival tempe tahun ini.
ADVERTISEMENT
"19 stand yang menjual aneka olahan tempe yang itu dari warga kita sendiri, sedangkan yang 21 stand dari pihak luar,” kata Arif, Minggu (21/4).
Dia menambahkan, tujuan diadakannya festival tempe ini adalah untuk memperkenalkan aneka macam olahan tempe. Menurut dia, tempe adalah makanan yang begitu fleksibel dan bisa diolah menjadi apa pun.
"Kalau keripik tempe memang menjadi ciri khas kami, yang dijual setiap hari. Tapi meski begitu keripik tempe tetap kami pamerkan,” imbuhnya.
Puding yang terbuat dari olahan tempe. Foto Tugu Malang
Arif sendiri menginginkan acara yang meperkenalkan makanan khas Malang ini diadakan sesering mungkin. Tujuannya, agar perekonomian warga meningkat dan memperkenalkan macam-macam olahan tempe kepada masyarakat.
”Ke depan, target kami ada pasar kampung di Sanan, semisal seminggu sekali ada pasar di desa ini,” katanya.
Bakso yang terbuat dari olahan tempe. Foto Tugu Malang
Sementara itu, Yeni Farida, salah seorang warga memilih membuat rawon tempe dalam festival kali ini.
ADVERTISEMENT
"Jadi kami membuat kuah rawon seperti biasanya, lalu tempenya kami buat seperti sate komoh, jadi tempe ini yang menjadi gantinya daging.” kata Yeni, Minggu (21/4).
M. Arif Sofyan Hadi, Ketua Paguyuban Sentra Keripik dan Tempe Sanan Malang, menunjukkan aneka macam produknya. (foto-foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
Adapun, pihak-pihak yang terlibat sebagai penyelenggara acara ini adalah Paguyuban Sentra Keripik dan Tempe Sanan Malang, pengurus Rukun Warga (RW) di Sanan, dan Universitas Negeri Malang (UM). Acara ini dibuka langsung oleh Wali Kota Malang, Sutiaji.
Reporter: Irham Thoriq