Kisah Calon Jemaah Haji Tertua di Malang, 15 Tahun Menabung dan Kayuh Becak

Konten Media Partner
4 Juni 2020 15:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Istri Calon Jemaah Haji tertua di Kota Malang. Foto: Shintya Juliana.
zoom-in-whitePerbesar
Istri Calon Jemaah Haji tertua di Kota Malang. Foto: Shintya Juliana.
ADVERTISEMENT
MALANG - Kementerian Agama RI resmi meniadakan pelaksanaan ibadah haji tahun 2020. Keputusan ini diambil lantaran pemerintah Arab Saudi belum memberikan kepastian mengenai penyelenggaraan haji di tengah pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Di Kota Malang, ada 947 calon jemaah haji (CJH) yang batal berangkat ke tanah suci. Salah satunya Saridin (91) yang merupakan CJH tertua dari Kota Malang.
“Awalnya saya masih yakin, Insya Allah berangkat. Kemudian saya tahu dari televisi tidak jadi berangkat. Iya sudah mau gimana lagi. Kita tunggu saja dengan sabar,” ucap istri Saridin, Nami (70).
Saridin. Foto: Shintya Juliana.
“Sebelum menikah dengan saya, dari muda hingga usia 91 tahun, beliau sudah menjadi tukang becak," jelas Nami. Sementara Nami, dulu bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan buruh cuci baju.
Kepada Tugumalang.id, Nami menceritakan awal mula dia dan Rasidin memenuhi keinginan untuk mewujudkan rukun islam yang kelima.
“Cita-cita saya dengan bapak memang mau naik haji. Sudah saya niatkan sejak anak-anak saya masih kecil. Saya menabung dari hasil pekerjaan saya dan suami,” papar Nami.
ADVERTISEMENT
Dia mengumpulkan uang dalam kotak celengan plastik yang di pecahkan setiap satu tahun sekali. Menabung sedikit demi sedikit untuk wewujudkan cita-citanya.
“Seadanya uang saya kumpulkan. Kurun waktu kurang lebih 15 tahun saya berhasil mengumpulkan uang Rp 20 juta. Saya jual perhiasan yang saya punya. Sisanya dibantu anak saya. Alhamdulillah total terkumpul Rp 80 juta untuk saya dan bapak bisa naik haji,” beber Nami.
Dia juga menjelaskan, belum memiliki persiapan apa-apa untuk menunaikan ibadah haji. Selama pandemi COVID-19 ini, manasik haji dilakukan secara daring.
“Sekarang usaha saya dengan bapak meyakinkan diri supaya ikhlas. Saya niat ibadah. Apa kata Allah. Wes (sudah) diniati rejeki. Minta doanya saja sehat. Biar tahun depan bisa berangkat. Nanti kalau dipikirkan terus-terusan gagal berangkat tahun ini takutnya mendatangkan penyakit. Allah yang tau. Ini bukan saya saja yang kena dampaknya tapi satu Indonesia,” ucapnya ikhlas.
ADVERTISEMENT
Reporter: Shintya Juliana