Kisah Inspiratif: Dari Berjualan Baju Bekas hingga Jadi Anggota DPRD Kota Malang

Konten Media Partner
11 November 2020 11:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahmad Fuad Rahman, anggota DPRD Kota Malang tengah berdialog dengan warga. (Foto: Dokumen)
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad Fuad Rahman, anggota DPRD Kota Malang tengah berdialog dengan warga. (Foto: Dokumen)
ADVERTISEMENT
"Man Jadda Wajada". Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Begitulah kiranya motto hidup yang mengantarkan pria bernama lengkap Ahmad Fuad Rahman SE, MM ke posisi saat ini. Ya, meski pernah hidup pas-pasan, hal tersebut tak menghalangi niat Anggota Komisi C DPRD Kota Malang periode 2019- 2024 ini untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Perjalanan karir Fuad tentu tak sepenuhnya bejalan mulus. Sebelum menjadi wakil rakyat, ia harus berjualan baju bekas di pasar hingga menjadi driver mobil sewaan pun pernah ia lakoni.
"Saya lulus SMA ngga langsung kuliah, tapi kerja. Buka usaha lapak di pasar di Nunukan, Kalimantan Utara. Jual baju second (baju bekas) Rp 10.000-an, punya karyawan, saya mengelola bisnis itu sendiri," ujar pria kelahiran Nunukan, 13 Desember 1986 tersebut.
Hingga 10 bulan berjalan, ia mendapatkan dorongan dari sang nenek untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah.
Ahmad Fuad Rahman pernah hidup pas-pasan dengan berjualan baju bekas hingga menjadi driver mobil rental sebelum akhirnya menjadi anggota dewan. (Foto: Dokumen)
"Waktu itu pola pikir saya, kenapa harus kuliah kan ngabisin duit, mending kerja gitu kan. Tapi nenek saya bilang kalau kamu mau cari uang bisa kapan saja. Pas tua juga bisa. Sedangkan kalau cari ilmu harus di masa muda. Karena belajar di waktu muda seperti mengukir di atas batu, belajar di waktu tua seperti menulis di atas air. Jadi saya putuskan untuk meninggalkan usaha dan memulai untuk investasi pendidikan dengan kuliah," katanya sembari bernostalgia.
ADVERTISEMENT
Berkat dukungan keluarga, kerja-kerasnya berbuah manis. Pria keturunan Bugis ini akhirnya berkuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Aktif di banyak kegiatan organisasi mahasiswa, di antaranya menjadi Ketua KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) UIN hingga Ketua FoSSEI (Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam) Kota Malang.
Sempat mendirikan usaha rental dan menjadi driver bersama rekan kuliahnya, ia terus belajar dan menggali ilmu. Termasuk meluaskan tali silaturahmi kepada siapapun.
"Iya, saya termasuk orang yang cepat bergaul. Jadi cepat punya banyak teman, alhamdulillah diberikam kepercayaan juga hingga saat ini mendapatkan amanah mewakili suara masyarakat Kota Malang kan," sambungnya.
Ahmad Fuad Rahman menyapa dan berdialog dengan anggota TNI. Saat ini ia juga menjabat sebagai ketua Gema Keadilan Jawa Timur. (Foto: Dokumen)
Pada tahun 2019, sebanyak kurang lebih 2300-an suara mengantarkan dapil Lowokwaru ini dari menjadi anggota DPRD Kota Malang. Ia meyakini bahwa jabatannya kali ini tak hanya sekedar nama. Melainkan sebuah tanggung jawab besar untuk ikut mensejahterakan masyarakat Kota Malang.
ADVERTISEMENT
"Karena wakil rakyat harus banyak mendengar, memperjuangkan aspirasi masyarakat, membela hak hak mereka (masyarakat). Itu sudah menjadi tugas utama DPRD. Untuk kemaslahatan bersama dan kepentingan masyarakat," jelas Sekretaris Fraksi PKS Kota Malang ini.
Apalagi berada di Bidang Pembangunan, Ketua Gema Keadilan Jawa Timur tersebut berkomitmen untuk terus memperbaiki dan menambah infrastruktur permukiman tak hanya di tengah, tapi juga pinggiran kota.
Salah satunya, yakni proyek Jembatan Kedungkandang yang sudah hampir rampung dan bisa di nikmati akhir tahun nanti. Pekerjaan rumah yang masih menanti, menurut Fuad ialah bertambahnya Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Ahmad Fuad Rahman yang juga menjabat sebagai Sekretaris Fraksi PKS Kota Malang. (Foto: Dokumen)
Selain menata Kota Malang kembali nyaman dan sejuk untuk ditempati, sekaligus mengantisipasi banjir di musim hujan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, ia juga berpesan agar para anak muda utamanya harus bersungguh-sungguh dalam meraih impian. Cepat atau lambat, yang penting dilandasi dengan niat kuat, bukan lagi setengah-setengah. "InsyaAllah bukan hanya manusia yang melihat, tapi Allah juga," tutupnya. (Ads)