Kisah Susiati, 28 Tahun Menjadi Guru Mulai Digaji Rp 1.000 Per Jam di 3 Sekolah

Konten Media Partner
25 November 2020 16:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Susiati, guru asal Desa Wonokerto, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Yang kini sudah 28 tahun menjadi guru di SMP Babussalam Banjarejo, MTS dan MA Al-Islam Wonokerto. Foto: Rizal.
zoom-in-whitePerbesar
Susiati, guru asal Desa Wonokerto, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Yang kini sudah 28 tahun menjadi guru di SMP Babussalam Banjarejo, MTS dan MA Al-Islam Wonokerto. Foto: Rizal.
ADVERTISEMENT
MALANG - Tepat pada 25 November 2020 kita memperingati Hari Guru Nasional. Begitu banyak perjuangan yang dilakukan para guru baik secara moril sampai materiil. Salah satunya oleh Susiati, guru asal Desa Wonokerto, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Yang kini sudah 28 tahun menjadi guru di SMP Babussalam Banjarejo, MTS dan MA Al-Islam Wonokerto.
ADVERTISEMENT
"Saya menjadi guru itu mulai tahun 1992, jadi waktu itu saya masih kuliah. Jadi, karena saya terjun sebagai pengajar, sehingga saya harus totalitas sejak kuliah sambil praktik menjadi guru," terangnya saat diwawancarai tugumalang.id pada Rabu (25/11/2020).
Ia menceritakan jika sebenarnya mengajar di SMP Babussalam, tapi ia juga diminta mengajar di sekolah lain. "Jadi, kalau pagi di SMP dan kalau jam siang di MTS/MA Al-Islam Wonokerto," tuturnya.
"Di SMP saya mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, tapi juga Bahasa Daerah kalau ada jam tambahan karena tidak ada gurunya. Dan kalau di MTS atau MA saya hanya mengajar Bahasa Indonesia saja," sambungnya.
Dalam seminggu, lulusan Unisma Malang ini mengajar lebih dari 30 jam dalam seminggu. "Kalau di total jam mengajar di SMP itu ada 30 jam per Minggu, sementara di MTS atau MA ditotal ada 19 jam selama seminggu," tuturnya.
Kepada tugumalang.id, Ibu satu anak ini juga menceritakan suka dukanya. "Suka dukanya itu dulu waktu awal-awal menjadi guru pas berangkat masih harus berangkat menaiki sepeda," kenangnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, dulu gajinya hanyalah Rp 1.000,- per jam. "Bayarannya dulu tahun 1996 sampai 2000-an juga masih Rp 1.000,- per jam," bebernya.
Kini, gajinya dalam sebulan kalau ditotal di tiga sekolah juga hanya Rp 900.000,-. "Kalau sekarang gaji di SMP sekitar Rp 500.000,-.Dan kalau tambahan di MTS dan MA kalau di total sekitar Rp 400.000,-," bebernya.
Syukurnya, saat ini ada sertifikasi guru yang honornya meringankan beban guru, terutama guru swasta seperti Susiati. "Sekarang sudah ada sertifikasi guru setiap 3 bulan, sehingga menjadi guru saat ini tidak sesusah dulu," ujarnya.
Wanita berkacamata ini mengungkapkan alasannya sampai saat ini tetap bertahan karena ilmu yang ia dapat agar dapat bermanfaat bagi para siswa. "Juga pengabdian melihat anak-anak banyak yang tidak sekolah itu jadi ingin memperjuangkan agar mereka mendapatkan pendidikan yang layak," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Terakhir, ia juga mengatakan harapannya pada para murid-muridnya. "Harapan saya untuk anak-anak dengan pendidikan itu bisa lebih maju, lebih memanfaatkan ilmu, dan tidak terpengaruh dunia yang semakin modern ini sehingga bisa membedakan mana yang negatif dan positif," pungkasnya.