Klarifikasi Polisi dan Aktivis soal Dugaan Penculikan: Itu Tidak Benar

Konten Media Partner
4 Mei 2019 13:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahmad Kevin Al Firdaus saat memberikan klarifikasi di Polres Malang Kota, sabtu (4/5).(foto: Gigih Mazda/Tugu Malang).
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad Kevin Al Firdaus saat memberikan klarifikasi di Polres Malang Kota, sabtu (4/5).(foto: Gigih Mazda/Tugu Malang).
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID - Pihak Kepolisian Resor (Polres) Malang Kota (Makota) menegaskan isu penculikan terhadap Ahmad Kevin Al Firdaus, aktivis pers kampus Universitas Negeri Malang (UM), adalah hal tidak benar.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan oleh Kasat Reskrim Polres Makota, AKP Komang Yogi Arya Wiguna, saat melakukan klarifikasi dan audiensi bersama pihak bersangkutan dan juga komunitas se-Malang Raya di Kantor Polres Makota, Sabtu pagi (4/5).
"Dari informasi terjadi semalam, seperti penculikan aktivis. Kami dari pihak kepolisian mengklarifikasi bahwa itu tidak benar. Kami hanya melakukan penyelidikan," terang Komang.
Sebelumnya di media sosial banyak beredar informasi bahwa Kevin dijemput paksa. Dalam informasi itu, istilah yang digunakan adalah 'diculik' oleh pihak keamanan. Mahasiswa Fakultas Ekonomi UM asal Lampung itu disebut dijemput paksa dan tiba-tiba dimasukkan ke dalam mobil aparat kepolisian.
Kasat Reskrim Polres Makota, AKP Komang Yogi Arya Wiguna. (foto: gigih mazda/tugu malang).
Kepolisian mengatakan pihaknya memang melakukan penyelidikan terkait aksi vandalisme pada bangunan cagar budaya, seperti jembatan di Jalan Majapahit. Kejadian vandalisme itu terjadi pada peringatan Hari Buruh Sedunia pada Rabu (1/5).
ADVERTISEMENT
Pihaknya menyatakan bahwa proses penyelidikan itu dilakukan secara humanis untuk mengetahui siapa yang terlibat dalam aksi vandalisme serta pengunggah video tersebut.
Sementara itu, Ahmad Kevin Al Firdaus, yang diduga diculik itu juga mengonfirmasi tidak ada kasus penculikan seperti apa yang tersebar di media sosial. "Saya mengklarifikasi, bahwa saya hanya dimintai keterangan terkait vandalisme. Sama sekali tidak ada penculikan," beber Kevin.
Ia juga menyatakan dirinya sama sekali tidak mengenal orang-orang yang melakukan aksi vandalisme tersebut.
Sementara itu, pengunggah pertama video tersebut di media sosial, I Gusti Putu Devara, juga meminta maaf atas apa yang telah dilakukannya, seperti merekam dan mengunggah video tersebut. "Saya minta maaf. Karena kelakuan saya yang asal mengunggah," terang mahasiswa Universitas Brawijaya jurusan Antropologi tersebut.
ADVERTISEMENT
Gusti bercerita, video itu ia rekam secara tidak sengaja ketika hendak mengambil motornya yang berada di Alun-alun Kota Malang.
"Ketika arah pulang. Karena parkir di Alun-alun. Tiba-tiba orang-orang ini (yang berjalan bersama dengannya) mengeluarkan pilox. Dan kemudian mencorat-coret mulai sebelum jembatan hingga jembatan. Saya berusaha merekamnya. Karena kejadian di Jakarta dan Bandung sudah naik, saya juga ikut mengunggah," bebernya.
Meskipun begitu, Gusti juga mengaku tidak mengenal orang-orang yang ada dalam aksi vandalisme tersebut.
"Saya tidak ikut dalam hal serupa (vandalisme). Oknum-oknum ini yang jadi target sekarang ini memang bisa dianggap sebagai penyusup. Saya ikut aksi sejak pertama, pagi hingga bubar jam 14.00 WIB. Dan mereka itu saya tidak kenal. Bahkan mereka juga tidak terdaftar dalam aliansi," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Gigih Mazda
Editor: Irham Thoriq