Ladubtok, Bisnis Jasa Kurir di Malang dengan Biaya Ongkir Seikhlasnya

Konten Media Partner
12 Juli 2021 18:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto dokumen.
zoom-in-whitePerbesar
Foto dokumen.
ADVERTISEMENT
MALANG - Selalu ada cara untuk bertahan hidup. Begitu kiranya kata yang tepat menggambarkan sosok Dino Kristopacida (42) dan Okky Wahyu Sempada (30). Kedua putra daerah asli Malang ini sukses mensiasati hidup dengan segenap daya kreativitas mereka.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak? Pandemi COVID-19 membuat kelabakan banyak orang. Termasuk Dino dan Okky yang membuat mereka kehilangan penghasilan utama akibat wabah virus asal Wuhan, China ini.
Mulanya, Dino adalah seorang karyawan kedai kopi yang terpaksa dirumahkan lantaran kebijakan pemerintah menutup sementara usaha FnB yang memiliki potensi kerumunan tinggi. Hal ini sebagai antisipasi mencegah laju penyebaran virus yang merebak sejak Maret 2020 silam.
Sementara, di lain sisi hanya disitulah satu-satunya sumber penghasilan utama Dino dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. Mencari peluang kerja di sektor lain kata dia saat itu juga tak memungkinkan. Terlebih, di usianya yang sudah memasuki kepala empat.
''Waktu tutup, saya dan karyawan lain ya otomatis nganggur. Saya ga punya pemasukan lain selain dari sana, meski masih dapet kompensasi meski tak banyak. Sementara, modal yang saya punya cuma tenaga dan sepeda motor ya akhirnya ngerintis jasa kurir ini,'' kisahnya pada reporter Tugu Malang, Senin (12/7/2021).
ADVERTISEMENT
Dibantu seorang rekan pekerja kreatif Oky Wahyu Sempada (30), mereka berdua merintis jasa kurir independen lokalan berbasis aplikasi sederhana menggunakan WhatsApp. Namanya cukup unik, Ladub Tok.
Foto dokumen.
Ladub Tok merupakan istilah bahasa Malangan yang jika dibalik adalah budal yang artinya berangkat. Sementara 'Tok' adalah istilah adverbia dalam bahasa jawa timuran untuk penekanan sifat kata sebelumnya. Singkatnya berarti 'berangkat sudah!' atau 'gaspol rem blong' jika diterjemahkan ke dalam bahasa sehari-hari.
Dino bersama Okky mulai merintis jasa kurir ini sejak pertengahan Mei 2020 di saat korban terpapar virus dan kondisi Malang lagi genting-gentingnya. Meski bersaing dengan start-up kompetitor lain yang tentunya lebih mapan, namun faktanya, usaha kreatig ini masih terus berlanjut hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Bahkan, sejak Ladub Tok ini eksis, bisa dibilang telah berhasil menyelamatkan banyak orang yang bernasib sama. Terdampak pandemi COVID-19 seperti terkena kebijakan efisiensi karyawan, kehilangan banyak pelanggan, toko sepi dan lain-lain.
''Kini, kami sudah ada 3 orang kurir tetap dan 2 orang lainnya cadangan. Mereka semua rata-rata kena dampak pandemi. Ada yang kena cut perusahaan ada juga yang pengamgguran,'' jelas Okky.
Perlahan tapi pasti, Ladub Tok mulai mendapat kepercayaan di mata pelanggan, bahkan sampai punya langganan setia. Terlebih, sejak dibantu seorang rekan yang mengurusi aspek manajerial, mulai dari customer service, desain hingga media sosial kreatif.
''Responnya bagus sejak kita punya akun di media sosial. Sebagai pertanggungjawaban dan jaminan pelayanan kami. Tentu berkat bantuan kawan kami Okky yang juga kebetulan pinter manajemen, mulai sistem orderan hingga sosial media. Sampai-sampai kadang kami kewalahan,'' ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Beda dan unik dari kebanyakan perusahaan mapan, Ladub Tok menawarkan kompensasi jasa ongkir tanpa mematok tarif biaya tertentu. ''Bayar seikhlasnya dan sepantasnya,'' begitu jawab mereka saat ditanyai soal tarif oleh customer.
Dino mengaku sangat sadar bahwa rintisan usaha jasanya ini tidak terlahir dari perusahaan jasa kurir profesional. Usaha ini murni dibangun sebagai alternatif bertahan hidup sejak dihantam wabah pagebluk ini.
''Maka sudah sepantasnya jika kami juga gak matok nuntut tinggi soal biaya. Ini murni musibah bersama, kehendak Tuhan. Jadi ya ayo bangun dan bergerak bareng-bareng. Kuncinya hanya saling pengertian. Itu saja,'' jelas pria berkacamata ini.
Sebab itu, ia tak lupa juga merekrut sejumlah rekan lain yang sama-sama terdampak untuk menambah tenaga kurir di Ladubtok. ''Karena rejeki gak bisa ditunggu. Saya percaya Tuhan bersama orang-orang yang 'obah' (berusaha),'' pungkasnya.
ADVERTISEMENT