Leni Gonadi Berbagi Ilmu Parenting Tumbuh Kembang Anak di Usia Emas

Konten Media Partner
16 Juli 2020 10:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Leni Gonadi. Foto: dok.
zoom-in-whitePerbesar
Leni Gonadi. Foto: dok.
ADVERTISEMENT
MALANG - Sabar, telaten, luwes, dan ceria, terlihat jelas pada sosok Leni Gonadi. Wanita 37 tahun ini merupakan Ketua Yayasan Cahaya Gemilang Keluarga (Miracle Kids) di Kota Malang. Tak hanya itu, Leni juga merupakan Dosen Pendidikan Guru PAUD di Universitas Negeri Malang (UM).
ADVERTISEMENT
Kepada tugumalang,id, Leni berbagi ilmu parenting. Tepatnya peran orangtua dalam mengasuh tumbuh kembang anak sesuai minat bakat.
"Mengasuh anak bukan perkara yang gampang. Orang tua harus paham setiap proses tumbuh kembang anak dan kebutuhan dasar anak pada golden age," ucap wanita kelahiran Biak, Provinsi Papua ini.
"Mengasuh anak di usia dini ada kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, yaitu kebutuhan fisiologis dalam bentuk mencukupi makan, air, minum, pakaian, tempat tinggal dan tidur yang cukup. Serta kebutuhan perlindungan atau keselamatan, agar anak merasa aman dan bahagia dalam keluarga," terang alumni UM ini.
Oleh karena itu, orangtua harus saling membangun kerjasama yang baik untuk mencapai tujuan pengasuhan anak.
Leni menambahkan, orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam setiap tumbuh kembang anak. Terlebih pada usia keemasan atau sering dikenal dengan golden age.
ADVERTISEMENT
Pada masa inilah, otak anak berkembang. Harus disikapi sebagai masa pengasuhan, perawatan, dan pendidikan yang menjadi tonggak keberlangsungan tahapan perkembangan anak.
"Ketika anak memasuki pada masa golden age, orangtua harus menjaga dan mengontrol pertumbuhan anak dengan kegiatan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala anak rutin setiap bulan," sarannya.
"Menstimulasi perkembangan emosi, bahasa, kognitif, moral, dan sosial anak dengan mengajak bermain melalui berbagai media edukatif yang ada di sekitar anak," beber ibu 1 orang anak ini.
Dia menambahkan, dalam proses tumbuh kembang anak, tidak ada usia yang pasti untuk mengetahui bakat dan potensi. Sebab, pertumbuhan setiap anak berbeda.
"Tetapi rentang usia potensial perkembangan otak anak dalam mengeksplorasi sekitarnya adalah usia lima tahun pertama," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi, bakat dan potensi anak hal utama yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana orangtua dan orang disekeliling anak harus peka terhadap potensi dan bakat yang muncul dari anak. Ini bisa dilihat dari kebiasaan kegiatan anak yang disukai. Selain itu, kemampuan menonjol yang dimiliki oleh anak dapat menjadi rekomendasi pada bakat dan potensi anak," imbuh Alumni Universitas Negeri Surabaya.
Sementara itu, Leni mengatakan, kerap kita temui banyak anak di usia dini yang sudah di sekolahkan, terlebih mengenalkan anak pada baca, tulis dan menghitung (calistung).
"Hal ini yang menyebabkan anak bosan dan jenuh. Sebab masa golden age, dimana anak senang untuk mengekplorasi hal-hal yang ingin mereka lakukan. Seperti senang bermain dan peka terhadap rangsangan sekitar," paparnya.
ADVERTISEMENT
Leni menambahkan rentang usia matang anak dalam tahapan tersebut sampai usia 6-7 tahun. Anak mulai dapat memahami secara baik simbol-simbol huruf, angka dan susunanya.
"Sekolah jenjang pendidikan yang akan dilalui anak, tahapan perkembangan usia dini anak dapat dioptimalisasikan dengan mengikuti pendidikan anak usia dini secara formal (TK) maupun nonformal (KB, TPA, SPS)," pungkasnya.