Lomba Foto Bidik Nutrisi, Ajang Edukasi Bertema Kesehatan dan Gizi

Konten Media Partner
11 Desember 2019 16:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Para pewarta foto di Malang Raya yang mengikuti workshop dan lomba foto Bidik Nutrisi Rabu (11/12/2019) (Foto: Dokumen)
TUGUMALANG.ID – Workshop fotografi bertajuk Lensa Bercerita: Raih Masa Depan Tanpa Stunting digelar oleh Danone bagi para pewarta foto di Jawa Barat dan Jawa Timur Rabu (11/12/2019). Lomba yang mengangkat tema Bidik Nutrisi tersebut mengharapkan agar para pewarta foto bisa teredukasi terkait masalah kesehatan seperti gizi kurang, gizi buruk, kekurangan mikronutrien, obesitas, hingga kondisi stunting.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, anak dengan kondisi stunting beresiko lebih tinggi memiliki penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, diabetes, dan lainnya di masa depan.
Selain itu, menurut Bappenas, anak dengan kondisi stunting diprediksi akan berpenghasilan 20% lebih rendah dari anak yang tumbuh optimal. Kondisi ini diperkirakan akan berpotensi menimbulkan kerugian negara hingga 2-3% dari APBN atau setara dengan sekitar 400 Trilyun Rupiah.
Dampak permanen dari kondisi stunting dapat menghambat visi pemerintah Indonesia dalam memajukan kualitas sumber daya manusia. Maka dari itu, dibutuhkan terobosan pencegahan stunting melalui kerjasama lintas sektor sebagai upaya efektif untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Indonesia.
“Kami berinisiatif melakukan kegiatan Workshop dan Kompetisi Foto “Bidik Nutrisi” guna meningkatkan pengetahuan pewarta foto baik tentang kondisi stunting itu sendiri maupun tentang teknis fotografi dan storytelling terkait human interest agar memperkuat penyampaian informasi para pewarta foto tentang isu ini ke masyarakat,” terang Desytha Utami, External Communication Manager Danone for Specialized Nutrition Indonesia.
ADVERTISEMENT
Desytha juga mengungkapkan bahwa Bidik Nutrisi merupakan sarana edukasi kepada pewarta foto yang berfokus kepada penguatan kapasitas jurnalis foto terutama terkait isu nutrisi seperti pencegahan stunting. Pada awal pelaksanaannya, Bidik Nutrisi akan diselenggarakan di Jawa Barat dan Jawa Timur sepanjang bulan Desember 2019 hingga Januari 2020 bagi para pewarta foto dan pewarta foto lepas. Kegiatan ini akan ditutup dengan kompetisi foto yang terbagi atas kategori jurnalistik dan sosial media.
Sementara itu, dr. Tonny Sundjaya, Research & Innovation Manager for Danone Specialized Nutrition Indonesia, dalam pemaparannya di Workshop Bidik Nutrisi menjelaskan bahwa masih ada banyak tantangan di bidang kesehatan yang perlu dihadapi.
“Berbagai data dan penelitian menunjukkan bahwa masih banyak tantangan di bidang gizi dan kesehatan yang dihadapi ibu dan anak di Indonesia. Untuk memahami berbagai tantangan gizi ini secara menyeluruh Danone mengembangkan rangkaian infografis NUTRIPLANET yang mengumpulkan dan menganalisa gambaran lengkap tentang data status gizi masyarakat yang sering terpisah-pisah,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Fakta dan data di NUTRIPLANET antara lain menunjukkan bahwa prevalensi balita di Indonesia mencapai 30,8% untuk stunting dan 17,7% untuk kekurangan berat badan (Riskesdas 2018). Selain itu, ditemukan pula bahwa 55% balita kekurangan energi (SKMI 2014), sepertiga dari mereka beresiko menghadapi anemia (Riskesdas 2013). Di sisi kesehatan ibu hamil, 1 dari 2 ibu mengalami anemia (Riskesdas 2018), 1 dari 5 ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis (Riskesdas 2018) dan 1 dari 2 ibu kekurangan asupan protein (SKMI 2014, PSG 2016). Di Jawa Timur sendiri tercatat angka prevalensi stunting mencapai 32,81%, lebih tinggi dari prevalensi nasional.
“Stunting adalah kondisi permanen, dan memberikan dampak jangka pendek seperti gangguan pada perkembangan otak, pertumbuhan masa tubuh dan komposisi badan dan metabolisme tubuh. Secara jangka panjang kondisi ini akan mengganggu kemampuan kognitif anak dan prestasi belajar hingga kekebalan tubuh dan membuat anak rawan terhadap berbagai penyakit hingga mereka dewasa kelak”, jelas Tonny.
ADVERTISEMENT
Dalam upaya pencegahan stunting, dibutuhkan perubahan perilaku berkelanjutan terkait intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif mulai dari individu, kelompok, hingga masyarakat luas. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kesadaran berbagai lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan mengenai hal-hal yang dapat berpengaruh pada kondisi stunting, mulai dari pentingnya nutrisi pada periode emas 1000 Hari Pertama Kehidupan (termasuk masa kehamilan), pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tepat, serta ketersediaan pangan dan lingkungan yang sehat.
Upaya pencegahan melalui intervensi gizi spesifik meliputi asupan gizi, tata laksana, pemeriksaan rutin, dan lainnya. Sedangkan intervensi gizi sensitif terdiri dari penyediaan air bersih dan sanitasi, lingkungan, pendidikan, dan lainnya. “Kondisi stunting harus dicegah sejak masa 1000 hari pertama kehidupan agar tidak menjadi permasalahan berulang pada generasi yang akan datang”, tambah Tonny.
ADVERTISEMENT