LP2M UIN Malang Kupas Tuntas Perspektif Feminis

Konten Media Partner
26 Juli 2021 18:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Webinar LP2M UIN Malang. Foto: tangkapan layar
zoom-in-whitePerbesar
Webinar LP2M UIN Malang. Foto: tangkapan layar
ADVERTISEMENT
MALANG - Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN) Malang mengadakan webinar mengusung tema Penelitian dan Publikasi Ilmiah Berperspektif Feminis, pada Senin (26/7/2021).
ADVERTISEMENT
Kepala PSGA UIN Maliki Malang, Dr Istiadah MA, mengatakan bahwa webinar ini mengupas tuntas tentang perspektif feminis, tidak hanya dalam publikasi ilmiah tetapi sampai ke non ilmiah.
"Jadi webinar akan dijelaskan bagaimana mendudukkan penelitian berperspektif feminis, di mana perempuan menjadi subyek. Bagaimana menjadi peneliti dan penulis ilmiah berperspektif gender yang bisa menghasilkan karya ilmiah yang baik," jelasnya.
Kata dia, dengan diadakanya webinar ini, nantinya para peserta dapat mengambil banyak manfaat yang belum pernah didapatkan. Sehingga, webinar ini nantinya dapat mendorong masyarakat luar untuk menyuarakan masalah perempuan.
Dalam webinar kali ini, mendatangkan narasumber yaitu Dosen HI FISIP yang juga Ketua PSG Universitas Jember, Dr Linda Dwi Eriyanti MA.
Dia mengatakan, perspektif feminis merupakan maskulinitas yang saat ini kerap kali mendominasi. Hal ini terlihat, terkadang banyak yang menyuarakan jika pemimpin haruslah tegas, keras, dan juga hal yang berkaitan dengan maskulinitas.
ADVERTISEMENT
"Namun sebenarnya tidak. Sebab, feminitas juga dibutuhkan untuk memberikan penyeimbang dalam kehidupan, empati ini diperlukan, dan itu masuk dalam feminitas, sehingga juga harus dimiliki seorang pemimpin. Pendekatan tak harus maskulinitas," bebernya.
Adapun prinsip dasar perspektif feminitas diantaranya menjadikan perempuan sebagai subyek dan sumber pengetahuan; menolak sudut pandang, cara, dan analisis yang dominan; keseimbangan antara peneliti dan narasumber; pembebasan peneliti untuk memilih cara menemukan pengetahuan yang berasal dari pengalaman hidup sehari-hari; dan menyusun pengalaman hidup dan relasi sosial sebagai pengetahuan.
Selain itu, Linda menyebutkan bahwa penelitian berperspektif feminisme memiliki fokus pada opresi perempuan yaitu menghindari generalisasi, mengenali perempuan, mengakui pemikiran perempuan, mengakui pengetahuan perempuan, dan mengakui pengalaman perempuan.
"Feminis kompleks. Macamnya banyak sekali. Feminis liberal, Feminis Marxis, Feminis Sosialis, Feminis pos modern, Feminis pos kolonial, Feminis Global, dan yang lainnya," tandasnya.(ads)
ADVERTISEMENT