LP2M UM Gelar Webinar Bertajuk Tips dan Trik Mengajar Dari Rumah

Konten Media Partner
30 Juni 2020 15:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Webinar UM. Foto: dok.
zoom-in-whitePerbesar
Webinar UM. Foto: dok.
ADVERTISEMENT
MALANG - Di masa pandemi ini, sistem pembelajaran daring menjadi andalan. Sayangnya, tak sedikit siswa ataupun orang tua merasa jenuh dengan hal ini.
ADVERTISEMENT
Mengatasi hal tersebut, Universitas Negeri Malang (UM) melalui Pusat Gender dan Kesehatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) menggelar webinar bertajuk Tips dan Trik Mengajar dari Rumah, melalui aplikasi Zoom, pada Selasa (30/6/2020).
Hadir sebagai pemateri Ketua Jurusan Bimbingan Konseling FIP UM, Dr Muslihati SAg M.Pd; Psikolog RSIA Husada Bunda Malang, Risa Rahmawati MPsi; dan Kepala Sekolah SD Insan Amanah Kota Malang, Dr Suhardini Nurhayati SPd MPd.
ads.
Dalam paparannya, Muslihati mengatakan bahwa pembelajaran dari rumah sangat perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Sebab, virus COVID-19 mengubah cara berperilaku, berinteraksi, bekerja, belajar, cara berfikir, persepsi, prediksi dan prasangka.
"Perubahan dinamika tersebut memang benar. Oleh sebab itu, harus efektif menghadapi hal tersebut," ucap Muslihati.
ADVERTISEMENT
"Pandemi sangat mempengaruhi kebiasaan keseharian kita, sebab saat ini rumah diupayakan sebagai tempat belajar sekaligus tempat bekerja, dinamika unik yang terjadi di masa pandemi. Disini ada banyak waktu yang sangat panjang dihabiskan oleh keluarga sehingga dinamika emosi akan muncul," terang Muslihati.
ads.
Muslihati menambahkan, sebagai orang tua harus mengajarkan life skill kepada anak guna mengasah kemampuan. Sehingga anak tidak merasa jenuh dan bosan.
"Orang tua juga harus memiliki strategi dalam mengelola pekerjaan, membagi waktu antara bekerja dan mendampingi anak. Sebab diantara komponen pendidikan itu adalah keterlibatan orang tua," ucap Muslihati.
Sementara itu, Risa mengatakan, sebagai orang tua selama menemani anak dalam proses pembelajaran atau kegiatan sehari hari, harus paham akan rasa jenuh anak. Orang tua harus aktif dalam berkomunikasi dengan anak.
ADVERTISEMENT
"Orang tua bisa melihat ketika anak sudah mulai jenuh itu dari cara bersikap. Dalam kondisi seperti ini bukan hanya orang tua yang merasa jenuh anak juga sangat merasakan," kata Risa.
Oleh sebab itu, orang tua bisa melakukan self healing kepada anak secara mandiri dilakukan dirumah.
"Self healing dirumah 3 kali berturut. Jika tidak berhasil lakukan pemeriksaan. Terapi komunikasi orang tua harus bercerita kepada anak yang setiap hari yang dialami dengan tingkatan emosi yang mudah ditangkap anak," imbuh Risa.
Sementara itu, Suhardini mengatakan, saat ini pemerintah telah menetapkan pembelajaran sementara melalui program daring guna mengurangi penyebaran COVID-19. Tak hanya itu, pemerintah juga telah menyiapkan sistem belajar dari 23 sumber.
ADVERTISEMENT
"Pembelajaran daring semua berprinsip untuk keamananan dan berprinsip pembelajaran dengan kemampuan dan kompetisi kita. Sebagai orang tua, selama pandemi juga merupakan momen untuk mengembangkan kreativitas dan skill," tambah Suhardini.
Namun, Suhardini juga menyebutkan, pembelajaran melalui daring tak jarang mendapatkan kendala. Diantaranya minimnya jaringan internet.
"Bagi kami tantangan mengajar dari jauh juga sebuah tantangan yang besar. Kadang kala terjadi permasalahan di jaringan internet," beber Suhardini.
Dia berpesan kepada seluruh orang tua, agar memahami kondisi kebutuhan siswa.
"Mendidik di masa pandemi satu kondisi yang harus kita sadari syukuri. Bagaimana menyeimbangkan mendidik dari rumah antara guru dan orang tua. Perlu dipahami orang tua dan guru juga manusia. Oleh karena itu, orang tua dan guru harus meningkatkan kemampuan. Tidak ada batasnya untuk belajar," ucap Suhardini.(ads)
ADVERTISEMENT