Mahasiswa KKN Kebangsaan Desa Catur Rahayu Manfaatkan Limbah Bonggol Pisang

Konten Media Partner
16 Agustus 2021 12:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemanfaatan limbah bonggol pisang. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Pemanfaatan limbah bonggol pisang. Foto: dok
ADVERTISEMENT
JAMBI - Tanaman pisang merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi yang melimpah di Desa Catur Rahayu, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sayangnya, beberapa bagian dalam tanaman pisang tersebut sering tidak dimanfaatkan dan terbuang begitu saja, salah satunya yaitu bagian bonggolnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, perlu adanya pemanfaatan untuk menghindari hal tersebut. Bersama Ibu-ibu PKK, mahasiswa KKN Kebangsaan posko XIII Provinsi Jambi 2021 memberikan pelatihan pembuatan dodol dari bongol pisang.
Dodol bonggol pisang adalah dodol yang terbuat dari bonggol pisang yang sudah dibersihkan, dengan tambahan beberapa bahan seperti gula merah, gula pasir santan, dan juga tepung ketan. Dodol ini akan memiliki rasa yang manis dan legit.
Mahasiswa KKN Kebangsaan posko XIII Provinsi Jambi 2021. Foto: dok
Sedangkan untuk pewarnanya memanfaatkan pewarna alami menggunakan daun pisang yang sudah tua dan kering kemudian dihaluskan dan disaring sehingga menghasilkan pewarna alami tanpa bahan pengawet yaitu bewarna hitam pekat.
Hampir di setiap rumah warga desa Catur Rahayu memiliki tanaman pisang, bahkan tanaman ini juga tumbuh subur di sepanjang tepi jalan desa. Dengan melimpahnya jumlah tanaman pisang yang ada pada desa ini, berdampak kepada pemanfaatan tanaman pisang yang kurang maksimal karena dibiarkan tumbuh tidak beraturan. Bahkan terkadang setelah beberapa bagian tanaman pisang terutama buahnya sudah dimanfatkan oleh warga, tanaman pisang dibiarkan begitu saja sampai mati dan membusuk.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, mahasiswa KKN Kebangsaan posko XIII yang terdiri dari 13 mahasiswa dari 11 kampus yang berbeda diantaranya Wawan Aminullah, Faizah Nabilah, Siska Yumanita (Universitas Jambi), Yowan Moha (Universitas Negeri Gorontalo), Luwis Goestafo Al Gofur (Universitas Negeri Malang), Agung Mei Randa (Universitas Samudra), Savitri Wahyuni (Institut Teknologi Sumatera), Dewi Suryani (Universitas Nurdin Hamzah), Yanti Simanjuntak (Universitas Bengkulu), Evant Gray Sipayung (Universitas Pattimura), Luluk Atim Mafiddah (Universitas Brawijaya), Afif Fadlu Rohman (Universitas Negeri Jakarta), dan M. Syaifudin (UIN Raden Intan Lampung), menjadikan dodol bonggol pisang sebagai solusi dari permasalahan ini.
Dengan pemanfaatan bonggol pisang sebagai bahan utama dalam pembuatan dodol, maka dapat mengurangi limbah pisang yang sebelumnya tidak dipergunakan sama sekali oleh warga setempat.
ADVERTISEMENT
Harapannya dengan adanya kegiatan ini dapat menghidupkan kembali UMKM desa Catur Rahayu, dengan melibatkan Ibu-ibu PKK sebagai jembatan kegiatan belajar bersama pembuatan dodol bonggol pisang.
Pelatihan pembuatan dodol bonggol pisang dilakukan di kantor desa Catur Rahayu Kecamatan Dendang, kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pelatihan diikuti oleh 13 perwakilan ibu-ibu PKK dari Desa Catur Rahayu. Ibu-ibu pun nampak sangat antusias mengikuti pelatihan yang diberikan oleh peserta KKN, dari mulai awal hingga akhir pembuatan.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada adik-adik KKN Kebangsaan karena dengan adanya pelatihan ini menambahkan ilmu kami yang sebelumnya tidak tau bahwa bonggol pisang dapat dimanfaatkan menjadi dodol bonggol pisang menjadi paham dan bisa membuatnya” ujar Ibu Sri Ida Ismawati selaku perwakilan dari ibu-ibu PKK sekaligus sekretaris BPD Catur Rahayu.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, dalam proses pembuatan dodol bonggol pisang mahasiswa KKN Kebangsaan posko 13 tetap menerapkan protokol kesehatan. Mengingat Semakin meningkatnya kasus COVID-19 maka harus semakin ketat juga dalam menjaga kesehatan.(ads)