Mahasiswa KKN UM Latih Warga Desa di Malang Hias Masker dengan Teknik Payet

Konten Media Partner
15 Juni 2021 15:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang melatih warga Desa Sukoraharjo, meghias masker dengan teknik payet. foto/dok
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang melatih warga Desa Sukoraharjo, meghias masker dengan teknik payet. foto/dok
ADVERTISEMENT
MALANG -- Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah kegiatan mahasiswa dalam melakukan pengabdian kepada suatu desa yang memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi dari suatu desa. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Malang berbasis Sinambung Tahun 2020/2021, mengadakan pelatihan pada Hari Sabtu, 22 Mei 2021 di Desa Sukoraharjo Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur tentang “Pelatihan Menghias Masker Dengan Teknik Payet Pada Masa Pandemic Covid-19”.
ADVERTISEMENT
Pelatihan ini bertujuan untuk membantu warga dalam meningkatkan kreativitas, mengisi waktu luang selama pandemi covid-19 dengan kegiatan yang lebih bermanfaat dan produktif, serta dapat membuat suatu kegiatan yang nantinya menjadi salah satu produk yang memiliki nilai jual dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat desa.
Program kerja KKN UM ini dibimbing oleh Bapak Andika Bagus Nur Rahma Putra selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan dilakukan oleh 2 mahasiswa yaitu Karissa Septiani dan Tsania Muhammeda Putri dari program studi S1 Pendidikan Tata Busana.
Pada pelatihan menghias masker dengan teknik payet ini, selain mengasah kreativitas warga Desa Sukaraharjo terutama karang taruna yang ada di sana,juga memiliki tujuan agar masyarakat makin gencar dalam memakai masker pada setiap kegiatan apapun.
ADVERTISEMENT
Masker yang dihias sesuai dengan kreativitas masing-masing warga, yang tentunya model dan designnya pasti berbeda-beda. Kegiatan pelatihan menghias masker dengan teknik payet juga dapat diteruskan menjadi kegiatan rutin oleh warga Desa Sukaraharjo untuk melatih pemuda-pemudi dan juga ibu-ibu yang memiliki waktu luang agar dapat memiliki waktu lebih produktif lagi.
Program kerja pelatihan membuat masker dengan teknik payet, nantinya akan menghasilkan suatu produk masker yang cantik dan juga unik. Sehingga dapat menjadi suatu ide usaha desa yang dapat dijual di masyarakat luas dan dapat meningkatkan ekonomi dari warga Desa Sukoraharjo.
Warga desa serius belajar teknik payet. dok
Pelatihan menghias masker dengan teknik payet banyak menarik minat warga Desa Sukoraharjo baik ibu-ibu maupun para anak muda. Karena kegiatan ini bukan hanya sekedar menjelaskan cara menghias masker, tetapi peserta pelatihan juga dibimbing dalam menghias masker secara langsung dengan kreatifitas mereka masing-masing.
ADVERTISEMENT
Selama pelatihan berlangsung banyak warga yang memberikan respon positif dan senang karena dibimbing untuk menghias masker, serta meminta untuk diajarkan lebih dalam menghias masker.
''Dengan teknik payet pengalaman pertama yang menyenangkan dan seru banget ya. Di sini kami bisa mencoba sendiri menghias masker ini. Kami juga dibimbing mulai dari awal pengerjaan sampai akhir prosesnya, dan ternyata masker yang sudah jadi hasilnya cantik dan unik. Jadi suka dan ketagihan mau menghias masker lagi. Terus cocok banget kalau mau digunakan jalan-jalan atau kegiatan lainnya yang formal,” ujar salah satu warga desa.
Hal ini tentu menjadi sesuatu yang baru dan menarik bagi warga Desa Sukoraharjo. Antusiasme dari peserta pelatihan membuat panitia semakin bersemangat dalam mengajarkan serta menjalankan pelatihan ini hingga selesai.
ADVERTISEMENT
”Peserta pelatihan tampak sangat antusias dengan pelatihan menghias masker ini. Memang pertama kali dijelaskan mereka merasa asing dengan kegiatan ini. Tetapi setelah mempraktikkan langsung, mereka langsung senang dan berkreasi dengan masker dan payet yang disediakan,'' ujar Karissa, selaku penanggung jawab program.
Pada pelatihan ini, kata Karissa, mahasiswa juga mengajarkan mulai dari awal proses sampai selesai dan juga kita tidak lupa memberikan referensi-referensi tentang desain-desain payet yang dapat digunakan dan menjadi inovasi peserta pelatihan. ''Adanya pelatihan ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin oleh warga desa agar dapat menjadi suatu kegiatan yang menghasilkan produk bernilai jual,'' pungkasnya.