Mancing, Cara Ngabuburit Warga di Ujung Barat Malang

Konten Media Partner
8 Mei 2019 11:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Suasana menanti beduk di Waduk Solorejo, Ngantang, Kabupaten Malang.(foto: Rino Hayyu S/Tugu Malang).
 
TUGUMALANG.ID-Kata siapa ngabuburit harus berada di pinggir jalan untuk mencari menu jajan sesuai selera lidah. Atau ke kafe maupun restoran menanti bedug azan magrib sambil bercengkerama dengan kawan.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan ngabuburit yang dilakukan warga kampung Kaumrejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang ini. Warga di daerah paling barat di Kabupaten ini, menunggu magrib dengan memancing di Waduk Selorejo. Kegiatan ini telah dilakukan selama bertahun-tahun. Hampir tiap sore ketika menunggu waktu berbuka puasa, warga berbondong-bondong mengambil senjata andalannya: Kayu pancing dan jaring.
“Kesini hampir tiap sore, tapi kalau pas Ramadan habis asar sudah siap mancing ikan,” terang Iandira Eingga Ebenezer kepada Tugumalang.id.
Menurutnya, meskipun diluar bulan Ramadan, warga sekitar sebenarnya hampir setiap hari juga ke waduk. Namun, karena sambil menunggu buka puasa, mereka anggap sebagai ngabuburit. Ia menambahkan jika kegiatan memancing ini bisa mengurangi lelah. Apalagi setelah seharian ke sawah atau bekerja. Lalu warga memanfaatkan waktu istirahatnya di pinggir waduk sambil menikmati ketenangan air tersebut.
ADVERTISEMENT
Biasanya, warga menunggu ikan mujaer dan wader untuk santapan usai tarawih. Sayang, lanjut Eben, kemarin ia belum mendapatkan satu pun ikan. Ia menyadari jika memancing merupakan hobi yang mempunyai rasa kesabaran tinggi. Sebab, ia harus menunggu lama sampai kailnya terlihat bergerak sebagai tanda dimakan ikan. “Kalau nggak sabar, ya nggak suka mancing. Soalnya kalau dipikir-pikir ya capek. Kan lama itu. Mancing ini pas dengan Ramadan, sama-sama melatih kesabaran,” imbuh pemuda 23 tahun ini lantas tertawa.
Akan tetapi, Eben mengakui dengan adanya kegiatan memancing ini bisa membantu membuang stresnya selama seharian kerja.
 
Reporter : Rino Hayyu Setyo
Editor : Irham Thoriq