Melihat Konsep dan Desain Coworking Space Milik HIPMI Kota Batu

Konten Media Partner
27 Januari 2020 17:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Adelia Putri Pangestu, perwakilan dari kelompok yang jadi jawara pada Sayembara Desain Arsitektur HIPMI 2019. (Foto: Khusnul Hasana)
Batu – Desain arsitekur karya Adelia Putri Pangestu, Muhammad Farid Fadlillah, dan Salviandy Dhanizar akhirnya menjadi jawara dalam Sayembara Desain Arsitektur HIPMI 2019 yang digelar oleh Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Malang dan juga Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Batu.
ADVERTISEMENT
Karya yang dipresentasikan di Balai Kota Among Tani, Kota Batu, Senin (27/1/2020) tadi itu akhirnya menjadi pemenang setelah menyingkirkan kurang lebih 108 karya yang dikirim dari seluruh Indonesia.
Adelia yang juga mahasiswi jurusan Arsitektur dari Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengusung konsep “Bekerja di Bawah Pohon” dalam desain arsitektur untuk coworking space tersebut.
Perempuan yang presentasi dengan ditemani ibunya itu mengaku bahagia ketika karyanya akhirnya menjadi jawara dalam sayembara itu.
“Perasaanya seneng banget, gak nyangka bisa jadi pemenang,” ujar Adelia.
Konsep yang ia bawa yakni konsep bekerja di bawah pohon tersebut dituangkan dalam desain yang mana 60 persen materialnya merupakan material bambu atau tanaman. Sedangkan 40 persen material lain merupakan material beton atau material lain.
ADVERTISEMENT
“Kita ingin mengolaborasikan alam. Soalnya kalau bekerja sama alam bisa meningkatkan kinerja kerja sampai 15%,” bebernya.
Ia juga menggunakan konsep pendekatan teori arsitektur yakni Solid and Void. Di mana dalam desain tersebut, terdapat permainan massa dalam arsitektur. Permainan massa tersebut ia letakkan di ruang transisi sehingga para pekerja yang menggunakan coworking space tersebut nantinya dapat mendapatkan energi yang baru serta inspirasi kerja.
"Kami juga buat Solid Void. Utamanya kami letakkan di ruang transisi untuk memberikan energi yang baru, inspirasi kerja juga. Kenapa kami letakkan di ruang tranasisi? Harapannya penggunanya bisa merasakan itu,” imbuh Delia.
Untuk diketahui, tak hanya menggunakan material bambu dan beton, ia juga menggunakan material kaca dan aluminum. Sehingga kesan yang ditampilkan pun sangat alami.
ADVERTISEMENT
Dari luar, desain tersebut sangat sederhana. Namun ketika di dalam, akan terkesan sangat alami dengan konsep ruangan luas dan menghadap ke area persawahan.
Desain coworking space yang ia ciptakan lebih fokus pada pekerja atau pengguna coworking space sendiri. Delia mengaku selama ini ia terinspirasi membuat desain arsitektur dari melihat akun-akun desain di Instagram serta jalan-jalan sehingga iapun dapat terinspirasi.
“Aku biasanya follow akun-akun arsitek di IG (Instagram), terus juga jalan-jalan,” tutup Delia.
Untuk diketahui, HIPMI Kota Batu menyatakan bakal menggelontorkan dana sebesar Rp 3 miliar untuk pembangunan coworking space tersebut. Nantinya, bangunan tersebut juga merupakan sekaligus kantor dari HIPMI Kota Batu yang juga berfungsi untuk mewadahi para pelaku industri kreatif di Kota Apel tersebut.
ADVERTISEMENT