Memasuki Kemarau, Harga Apel Membaik dan Petani Batu Optimis Hadapi Produk Impor

Konten Media Partner
28 April 2021 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petani melakukan perawatan di kebun apelnya. foto: Sholeh
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petani melakukan perawatan di kebun apelnya. foto: Sholeh
ADVERTISEMENT
KOTA BATU - Apel di Kota Batu telah mengalami peningkatan harga hingga mencapai kisaran Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu per kilogram. Hal itu tentu disambut baik oleh para petani Kota Batu. Lantaran harga apel pada Januari 2021 lalu sempat jeblok ke harga Rp 4 ribu per kilogram.
ADVERTISEMENT
Salah satu petani apel Kecamatan Bumiaji, Usman Hudi menuturkan, kenaikan harga apel mulai terjadi pada awal April 2021. Dia menyebutkan, mulai membaiknya harga apel ini lantaran permintaan pasar meningkat di tengah minimnya hasil panen.
"Sekarang pohon yang berbuah memang sedikit, untuk bisa memenuhi bak truk itu butuh panen selama 5 hari. Kalau dulu sehari bisa penuh satu truk," ujarnya, Rabu (28/4/2021).
Menurutnya, pohon apel mengalami penurunan produksi lantaran diserang wabah mata ayam. Tibanya musim kemarau ini juga menjadi berkah tersendiri lantaran wabah mata ayam akan berkurang pada musim kemarau. Dengan demikian, maka biaya perawatan bisa dipangkas.
Petani Apel melakukan perawatan sekitar pohon apelnya. foto: Sholeh
Disebutkan, harga apel impor yang cukup tinggi juga dirasa menjadi salah satu pilihan konsumen membeli apel lokal yang kemudian membuat harga apel Kota Batu mulai membaik. Untuk itu, dia mengaku optimis apel Kota Batu bisa bersaing dengan apel impor.
ADVERTISEMENT
"Kami optimis harga apel akan terus membaik hingga lima bulan kedepan," ujar Usman.
Dia berharap, dimusim kemarau ini bisa terus memberikan dampak baik bagi petani apel di Kota Batu. Hingga kemudian dapat terus bersaing dengan apel impor.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Batu, Sugeng Pramono menuturkan, pihaknya juga optimis kerugian petani dimusim penghujan dapat ditutup dengan pendapatan di musim kemarau.
Menurutnya, sekitar 25 persen dari total petani apel di Kota Batu merugi lantaran diserang wabah mata ayam. Sementara lainnya merugi lantaran buah apel membusuk karena musim hujan.
"Petani apel di Kota Batu ada sekitar 2.500 orang. Tetapi tidak semua ikut dalam kelompok paguyuban, tapi tetap kita dampingi," ucapnya.