Mengenal Kanker Paru-Paru, Penyakit yang Diderita Sutopo

Konten Media Partner
7 Juli 2019 10:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kapusdatin Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho saat Konferensi pers penanggulangan bencana BNPB di Gedung BNPB, Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
TUGUMALANG.ID-Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia setelah menderita kanker paru-paru. Lalu, apa sih sebenarnya kanker paru-paru tersebut, dan bagaimana cara mencegahnya?
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang dihimpun tugumalang.id, kanker paru-paru adalah tiga jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia. Kanker paru-paru, biasanya diderita orang yang merokok. Tapi, rokok bukan menjadi satu-satunya penyebab kanker ini.
Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (Unisma) dr HRM Hardadi Airlangga SpPD, kanker paru-paru disebabkan oleh sel tubuh yang berkembang tidak sesuai dengan jalurnya.”Sel itukan berkembang sesuai dengan DNA, tapi ada juga yang keluar jalur, ini tidak hanya jadi kanker, tapi kadang jadi auto imun, dan lain sebagainya,” kata Hardadi, minggu pagi (7/7).
Pada sel yang keluar dari jalurnya itu, kata dia, kadang tubuh bisa membunuh sel tersebut. Tapi, kadang sel tersebut tidak mati, justru menjadi penyakit.”Kita tidak bisa mengendalikan sel, tapi yang kita bisa adalah memakan makanan sehat dan pikiran kita juga sehat, agar sel berjalan sebagaimana mestinya,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Terkait kasus kanker paru-paru yang diderita Sutopo, dia tidak tahu apakah itu kanker yang menyerang paru, atau kanker yang menyerang daerah lain, lalu sampai pada paru-paru.”Kalau menyerang daerah lain lalu sampai ke paru-paru, itu sudah stadium 4, sedangkan jika menyerang paru-paru sebagai titik pusatnya, itu yang lebih berbahaya lagi,” kata pria berkacamata ini.
Sedangkan untuk mendeteksi lebih cepat kanker paru-paru, dia berharap seseorang yang berusia 40 tahun ke atas, bisa rutin general check up minimal setahun sekali.”Kalau umur 40 tahun hingga 60 tahun, general check up setahun sekali, kalau 60 tahun ke atas, general check up setahun dua kali,” katanya.
General check up menurut dia sangat perlu, apalagi bagi penyakit kanker.”Karena biasanya orang baru merespons setelah kanker terasa di dalam tubuh, padalah kalau kanker sudah terasa, itu sudah tingkat lanjut sifatnya, jadi sedini mungkin diketahui, maka akan semakin bagus,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Reporter : Irham Thoriq