Mengenal Luthfi, Aktivis dari Malang yang Mendaftar jadi Pimpinan KPK

Konten Media Partner
6 Juli 2019 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luthfi J Kurniawan menjadi aktivis dari Kota Malang yang daftar menjadi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).(foto dokumen).
zoom-in-whitePerbesar
Luthfi J Kurniawan menjadi aktivis dari Kota Malang yang daftar menjadi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).(foto dokumen).
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID-Aktivis dari Malang ada yang mendaftar menjadi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namanya adalah Luthfi J Kurniawan, pendiri Malang Corruption Watch (MCW).
ADVERTISEMENT
Di kalangan aktivis, nama Luthti tidaklah asing. Dia sudah sekitar 20 tahun melintang di dunia aktivis dan gerakan sosial politik. Saat ditanya alasan kenapa ikut seleksi, Luthfi mengatakan kalau pengalaman yang panjang itulah yang jadi modalnya.
”Saya punya pengalaman 20 tahun lebih saya merasa pengalaman sudah cukup dalam hal berkaitan dengan isu korupsi,” ucap Luthfi. Selain pengalaman aktif diberbagai organisasi, serta melihat negara dengan kasus yang sama terbelit dalam urusan korupsi, ia menyakini bangsa ini membutuhan negarawan yang memiliki kompetensi untuk memimpin suatu lembaga.
”Kita lihat kasus korupsi di zaman penjajahan VOC yang ada di bumi nusantara bangkrut jatuh karna korupsi. Kemudian orde lama juga berkaitan dengan nepotisme, orde baru lebih parah lagi, kita sebagai masyarakat tidak bisa terus menerus jatuh pada persoalan yang sama. Makanya negara ini membutuhkan negarawan yang berkopetensi dan menciptakan negara ini betul-betul bebas dari praktek korupsi dan nepotisme,” terang pria kelahiran Situbondo.
ADVERTISEMENT
Korupsi di Indonesia, kata dia, bukan semata soal keserakahan, tetapi adanya beberapa unsur politik. Seperti kekuasaan politik dan kebutuhan dalam membiayai politik. Politikus yang memiliki kekuasaan mendorong terjebak dalam praktek korupsi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu adanya pendekatan dan perubahan perilaku, berdasarkan mandat Undang-Undang yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).”Pemberantasan korupsi tidak hanya penegakan hukum saja, tetapi butuh perubahan perilaku juga, kedepan KPK harus mampu bersinergi dengan lembaga lain dan lebih menitik beratkan pada pelibatan masyarakat dalam pencegahan korupsi,” imbuh Direktur Penerbit Buku Intrans Publishing ini.
Luthfi melihat, selama 20 tahun pemberantasan korupsi selalu berutar bahkan KPK sibuk dengan konflik dirinya sendiri, KPK juga sering bersitegang dengan lembaga hukum lainya. Hal inilah yang seharusnya tidak diperbolehkan dalam mengatasi permasalahan dalam pemberantasan korupsi. ”Jika ingin cepat selesai sebaiknya dilakukan dengan duduk bersama lembaga hukum lainnya, bersinergi untuk memberantas korupsi diikuti dengan konsep pencegahan pelibatan publik,” imbuh pria 49 tahun.
ADVERTISEMENT
Nantinya, jika ia terpilih menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi akan melakukan gebrakan baru yatu Gerakan Semesta. Jadi, kelompok masyarakat harus aktif untuk mengawasi dan berani menolak pejabat yang akan melakukan tindakan korupsi.”Jika gerakan semesta ini terjadi maka KPK dan Lembaga Hukum lainya tidak capek dalam memberantasan korupsi karena sudah bersinergi dengan masyarakat yang mengawasi langsung,” ujarnya.
Selanjutnya, jika terpilih menjadi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Luthfi siap melepas semua atribut beberapa organisasi yang diikuti.“Saya sudah siap mundur dari jabatan secara organisasi, ada mekanisme saya bekerja di MCW ada aturanya yang kemudian terpilih ya secara otomatis harus mengundurkan diri termasuk urusan pekerjaan. Saya mengelola 2 perusahaan dan mengajar, nantinya saya akan mengundurkan diri,” imbuh Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
ADVERTISEMENT
Banyak dukungan yang diberikan kepada Luthfi untuk mencalonkan diri sebagai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Saat ini, ia telah menyelesaikan seluruh pendaftaran yang dilakukan melalui website dan menunggu hasil pegumuman.”Tidak ada permasalahan selama mendaftar karena memang saya bukan dari partai dan tidak punya atribut tersebut, ini masih menunggu hasil pengumuman seleksi tahap pertama. Jika lolos nanti akan ada beberapa tahap yang harus diikuti,” tandasnya.
Reporter : Rezza Doa Lathanza
Editor : Irham Thoriq