Menikmati Kesegaran Es Tanimbar di Pinggir Jalan Kota Malang

Konten Media Partner
24 April 2019 13:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Es tanimbar di Kota Malang yang terlihat sederhana tapi memikat. (foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
zoom-in-whitePerbesar
Es tanimbar di Kota Malang yang terlihat sederhana tapi memikat. (foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TUGUMALANG.ID - Es itu terlihat sederhana. Hanya berisi tape hitam dan dawet. Paduan air dan gula berwarna merah membuat es itu terlihat sedap dipandang. Ketika diseruput, segarnya begitu terasa. Jika disantap dengan roti tawar, maka lengkaplah sudah kuliner bernama "Es Tanimbar" itu menjadi teman karib siang harimu.
ADVERTISEMENT
Es Tanimbar adalah salah satu kuliner camilan khas Kota Malang. Sudah begitu legendaris, karena sudah ada sejak 1959 alias 60 tahun silam.
Tak hanya tampilannya, gerobak penjualnya pun tampak begitu sederhana. Tidak ada plakat yang memberikan keterangan nama es itu. Nama Es Tanimbar sendiri merujuk pada nama jalan tempat penjualnya mangkal.
Es Tanimbar di Kota Malang sedang diracik, rabu (23/4).(foto: Irham Thoriq/Tugu Malang)
Penggagas kuliner Es Tanimbar adalah Tamsir, yang kini sudah berumur 80 tahun. Namun saat ini, Es Tanimbar dikelola oleh menantunya, Joni Purnomo (34).
"Banyak es yang seperti ini, meski sama tapi rasanya beda,” ujar Joni lantas tertawa saat ditemui di sela bekerja, selasa (23/4).
Dari pantauan Tugu Malang, Joni dan seorang karyawannya, seperti tidak pernah berhenti melayani pembeli. Mereka datang silih berganti demi menikmati kesegaran Es Tanimbar.
ADVERTISEMENT
"Kami memang tidak buka cabang, takutnya kalau buka cabang tidak ada yang ngurusin,” ujar Joni.
Dia menambahkan, kuliner ini sebenarnya tidak mempunyai nama resmi. Namun, masyarakat sekitar banyak yang menyebut sebagai Es Tanimbar, merujuk nama jalan tempat penjualnya mangkal.
"Tapi ada juga YouTuber yang ke sini, menyebut es ini dengan sebutan Blackpink, karena warna es ini memang hitam dan pink,” jelasnya.
Es ini sekarang dikelola oleh generasi kedua yakni Joni Purnomo (kanan) yang merupakan menantu dari pendiri es ini yakni Tamsir,80.
Sebagai es yang legendaris, Es Tanimbar cukup laris setiap harinya. Setidaknya, 400 hingga 600 porsi laku terjual. Joni bisa memperoleh keuntungan antara Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu setiap harinya.
"600 porsi itu kalau tidak hujan, kalau hujan sekitar 300 porsi,” imbuh pria dua orang anak ini.
Sejumlah pengunjung menikmati es tanimbar, selasa (23/4).(foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
Untuk menikmati segelas eEs Tanimbar, pembeli cukup mengeluarkan kocek sebesar Rp 3.000. Jika ingin ditambah roti, pembeli hanya harus menambah Rp 1.000.
Es tanimbar selain bisa dimakan di tempat, juga bisa dibungkus.(foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
Lalu, apakah mencari tempat Es Tanimbar sulit? Cukup mudah kok. Dari Alun-Alun Kota Malang, menggunakan mobil sekitar sepuluh menit. Es ini berada persis di depan SMKN 4 Kota Malang. So, kalau pas ke Malang, bisa dicoba nih.
ADVERTISEMENT
Reporter: Irham Thoriq