Menjelang Purna Tugas, Pidato Terakhir Mantan Rektor UIN Malang 4 Periode

Konten Media Partner
28 Oktober 2020 8:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof Dr H Imam Suprayogo saat pidato terakhir di UIN Malang, Selasa (27/ 10/ 2020).
zoom-in-whitePerbesar
Prof Dr H Imam Suprayogo saat pidato terakhir di UIN Malang, Selasa (27/ 10/ 2020).
ADVERTISEMENT
MALANG- Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang menggelar orasi ilmiah dan rapat terbuka senat dalam rangka Dies Maulidyah ke 59 dengan tema Revolusi UIN Maliki Menuju Smart Islamic University, Selasa (27/ 10/ 2020).
ADVERTISEMENT
Penutupan perayaan Dies Maulidiyah UIN Maliki bertempat di Auditorium Gedung Rektorat lantai 5 dengan orasi Iimiah oleh guru besar Prof Dr H Imam Suprayogo yang sebentar lagi memasuki purna tugas. Oleh sebab itu, sebagai rasa hormat terhadap pengabdian Prof Imam yang menjabat sebagai rektor mulai tahun 1997-2013, Prof Dr Abdul Haris MAg memberikan kesempatan untuk pidato ilmiah pada puncak Dies Maulidyah.
Dalam pidato tersebut, Prof Imam mengucapkan terimakasih kepada Rektor yang saat ini menjabat. Dia menjelaskan bahwa ini merupakan pidato terakhir lantaran akan memasuki purna tugas pada bulan Januari. "Terima kasih sudah diberikan waktu untuk saya pidato yang terakhir karena saya Januari nanti akan memasuki masa pensiun,"katanya.
Dia menjelaskan, bahwa sebelumnya, sempat membaca buku dengan judul Menangkap Suara Hati Sang Guru yang ditulis oleh Atho'Illah khusus mengenai dia. Selain itu, dia juga membaca buku Memoar Nahkoda Perguruan Tinggi Sejarah, Aksi, dan Tantangan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
ADVERTISEMENT
"Ya, saya membaca dua buku ini menjadi terharu. Karena istri saya ikut ditulis di sini (buku Memoar,red) dan diberi porsi yang banyak sampai 8 halaman. Saya membaca yang Memoar lalu kemudian saya meneruskan Menangkap Suara Hati Sang Guru, saya lebih terharu lagi," katanya.
Ternyata dalam buku tersebut juga terdapat puisi karya Prof Haris untuk Prof Imam yang membuat haru ketika membaca puisi. " Di buku yang saya baca ada puisi Pak Rektor tentang saya itu bagus sekali yang membuat terharu, oh begitu pandangan Pak Rektor kepada saya, bagus," jelasnya.
Prof Imam menyebutkan tema yang diambil pada perayaan Dies Maulidyah ke 59 sangat tepat pasalnya UIN Malang memasuki fase yang lebih substantif, yakni meningkatkan akhlak. Sementara itu, Prof Haris mengungkapkan bahwa Prof Imam bukan hanya guru baginya namun juga seorang yang revolusioner.
ADVERTISEMENT
"Beliau dulu pernah menjadi rektor dan mengadakan perubahan-perubahan yang signifikan dan revolusioner, dari STAIN menjadi universitas. Itu tidak lazim biasanya. Hanya UIN Malang yang bisa mengubah dari STAIN ke universitas beliau sangat berjasa untuk mengembangkan UIN Maulana Malik Ibrahim," pungkasnya. (ads)