Menyongsong Revolusi Industri 5.0, UIN Malang Tuan Rumah AICOLLIM ke-3

Konten Media Partner
15 September 2021 14:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peserta forum Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab (ADIA) se Indonesia sekaligus 3rd Annual Internasional Conference on Language, Literatur and Media (AICOLLIM) yang diselenggarakan UIN Maliki Malang / tangkapan layar
zoom-in-whitePerbesar
Peserta forum Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab (ADIA) se Indonesia sekaligus 3rd Annual Internasional Conference on Language, Literatur and Media (AICOLLIM) yang diselenggarakan UIN Maliki Malang / tangkapan layar
ADVERTISEMENT
MALANG - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang menjadi tuan rumah pertemuan forum Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab (ADIA) se Indonesia sekaligus 3rd Annual Internasional Conference on Language, Literatur and Media (AICOLLIM) secara daring, pada Rabu (15/9/2021).
ADVERTISEMENT
Ketua AIDA Dr H Barsihannor menjelaskan, sejatinya kegiatan yang diadakan selama dua hari ini digelar tahun 2020 namun harus tertunda lantaran merebaknya pandemi COVID-19. Kendati demikian, pihaknya tetap optimis forum diskusi ini dapat menghasilkan berbagai gagasan yang bermanfaat untuk menyongsong revolusi industri 5.0.
Rektor UIN Maliki Malang Prof Zainuddin / tangkapan layar
"Ini salah satu upaya kita membentuk kekuatan, menggali gagasan dan membangun networking seluas-luasnya. Sekaligus dalam dua hari kedepan juga menjadi upaya evaluasi segenap kegiatan yang telah dilaksanakan dan mengagendakan program yang relevan di masa mendatang," ujarnya kepada lebih dari 200 peserta yang mengikuti kegiatan itu
Rektor UIN Malang Prof Zainuddin memberikan apresiasi kepada forum tahunan ini. Sebab, forum tersebut dirasa penting untuk mengupas tiga hal yang saling berkaitan. Yakni bahasa, sastra dan media.
ADVERTISEMENT
"Ketiga kesatuan ini tak bisa dipisahkan. Bagaimana era 4.0 ini kita sudah diharapkan menjadi internet of changes dimana segala sesuatunya menggunakan internet. Termasuk kuliah dan konferensi," sambung dia
Sehingga, nantinya dosen maupun mahasiswa dapat saling menggunakan bahasa yang baik, santun, mudah diterima di masyarakat maupun saat bermain sosial media.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag Prof Suyitno / tangkapan layar
"Forum AIDA ini tepat untuk mendiskusikan bagaimana menggunakna bahasa yang baik, belajar dari sastrawan untuk menggunakan bahasa yang indah dapat dinikmati.  Terlebih, media juga punya peran besar dalam membangun citra Indonesia," imbuhnya
Untuk itu, Prof Zainuddin berharap forum ini dapat menghasilkan rumusan yang baik dan memberikan manfaat kedepannya.
Turut membuka kegiatan, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag Prof Suyitno menegaskan kegiatan serupa harus di kawal dengan baik sebagai bagian dari tradisi akademik yang relevan dengan kebutuhan zaman.
ADVERTISEMENT
"Tantangan kajian terkait tiga hal yang dibahas oleh Fakultas Adab dan Humaniora menjadi penting dalam perguruan tinggi juga tidak boleh tidak responsif dalam perubahan itu. Apalagi dalam perkembangan revolusi industri," tukasnya
Perkembangan tersebut, jelas Suyitno, seperti di revolusi industri 1.0 guru dosen menjadi sumber utama dari segala informasi utama. Kemudian 2.0 beralih pada kuatnya regulasi dan respon publik terhadap pendidikan.
Lantas kemudian saat revolusi 3.0 pendidikan ditandai dengan teacher as fasilitator. Sedangkan pada 4.0 dosen bukan hanya fasilitator tapi juga harus jadi pembelajar. Karena pusat pendidkan sudah pada media. Peran media sebagai sumber belajar yang oenting dalam konteks industri 4.0
Panitia dan peserta Luring..
"Untuk itu, mari kita isi perkembangna revolusi industri dengan hal positif dan edukatif sehingga Fakultas Adab dan Humaniora mendapat posisi yang semestinya di masyarakat. Karena kita tak hanya berteori tapi menghadirkan sesuatu yang bisa dibaca dan banyak dijadikan referensi oleh banyak pihak," tutupnya
ADVERTISEMENT