Mevlan, Bocah asal Malang yang Alami Penyakit Kanker Darah Langka

Konten Media Partner
5 April 2019 13:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mevlan yang kini sedang dirawat di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang.
zoom-in-whitePerbesar
Mevlan yang kini sedang dirawat di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang.
ADVERTISEMENT
Mevlan Savero Suharitanto, sudah 24 hari hanya berbaring di tempat tidur Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang. Bocah berumur 6 tahun itu diketahui mengalami penyakit langka bernama Juvenile Mylomonocytic Leukemia (JMML). Kepada ibunya, Aprilia Mayariska, Mevlan hanya bisa mengeluh sakit di seluruh badannya.
ADVERTISEMENT
"Akhir-akhir ini kondisinya sering nge-drop, padahal biasanya ceria," kata Maya, saat ditemui di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Jum’at (5/4).
JMML merupakan kanker darah tipe langka yang lebih sering menyerang anak-anak yang berumur di bawah 2 tahun. Penyakit ini sudah dirasakan Mevlan sejak tahun 2014 atau ketika berumur 1,5 tahun. Saat itu, Mevlan mengeluh sakit pada bagian perut bawah sebelah kanan.
"Ternyata ada usus yang menonjol. Dia divonis terkena hernia," imbuh Maya.
Selain itu, pada bagian kaki kanan Mevlan, terdapat lebam-lebam, yang kadang muncul dan hilang. Setelah dibawa ke rumah sakit, dia ternyata harus dilakukan operasi.
"Ketika dioperasi hernia, Mevlan sempat dinyatakan sembuh dan bisa kembali pulang,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Namun justru usai operasi, lebam-lebam di tubuh Mevlan tak kunjung hilang. Bahkan, bertambah parah. Sampai suatu ketika, wajahnya memucat dan harus kembali ke Rumah Sakit.
"Satu tahun kemudian, Mevlan divonis terkena anemia aplastik. Ketika dibawa ke UGD, kondisinya drop, HB (hemoglobin) tinggal 3,5 dan trombosit tinggal 10 ribu," kata perempuan berkacamata ini.
Sejak saat itulah, Mevlan harus dirawat secara intensif. Empat kali sehari, Mevlan harus melakukan transfusi darah.
"Kami tidak berani membawa Mevlan pergi jauh-jauh dari rumah sakit. Meski kondisinya sempat membaik, kami harus terus mengawasi," imbuh Maya.
Ketika baru dinyatakan menderita anemia aplastik, lagi-lagi Mevlan harus menahan sakit yang lain. Ia harus menjalani operasi hernia yang kedua.
"Saat itu, bagian tubuh sebelah kirinya yang kena, akhirnya harus operasi lagi," papar dia.
ADVERTISEMENT
Setelah melakukan perawatan panjang, diagnosa dokter terhadap penyakit Mevlan berubah. Setelah dilakukan tes, ia ternyata menderita Juvenile Myelomonocytic Leukemia (JMML).
"Kami tidak tahu apa penyebabnya penyakit ini, datangnya tiba-tiba,” imbuhnya.
Lalu pada Maret, tubuhnya kembali drop. Ia mengalami pembengkakan jantung dan juga limpa. Bahkan, bagian kaki juga tidak bisa digerakkan.
"Entah kenapa kondisinya terus seperti ini. Rasanya saya tidak tega," kata Maya.
Dia menambahkan, selama ini Mevlan tergolong rewel dalam hal makanan. Setiap hari, ia makan teratur dan mengkonsumsi obat-obatan, baik obat yang diminum maupun yang melalui infus.
"Makannya banyak banget. Ini tadi, sebelum jam makan siang, dia sudah minta makan lagi. Tapi badannya kecil, hanya 19 kilogram," kata Maya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Maya mengungkapkan, satu-satunya cara untuk membuat Mevlan sembuh adalah dengan menjalani operasi sum-sum tulang. Hanya saja, hal tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Apalagi, operasi tersebut hanya bisa dilakukan di Singapura, Malaysia, Thailand atau India.
"Dokter menyarankan, operasi dilakukan di Singapura, tapi mahal sekali," imbuh perempuan 27 tahun ini.
Dia tidak tahu berapa pasti biaya pengobatan ke luar negeri tersebut, tapi yang jelas anaknya butuh biaya ratusan juta. Untuk biaya perawatan Mevlan selama ini, Maya mengaku sangat terbantu dengan keberadaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Selain itu, juga dibantu dengan anggota keluarga yang lain.
"Saya ibu rumah tangga, anak saya ada tiga, Mevlan dan dua adiknya. Sesekali juga jualan online shop. Sementara, suami bantu goreng kerupuk di usaha milik saudara. Namun, kalau waktunya jaga anak, ya, ditinggal. Menyesuaikan sama anak aja," kata dia.
ADVERTISEMENT
Selama ini, pihaknya juga sudah berupaya mengumpulkan donasi demi kesembuhan anaknya. "Cobaan datang bertubi-tubi, satu bulan sebelum Mevlan sakit, suami saya di-PHK. Banyak yang mau amal, tapi lihat rumah yang kami tinggali. Padahal, itu milik saudara, saya hanya numpang," kata Maya.
Ia menambahkan, pihaknya masih ingin melakukan berbagai macam upaya untuk kesembuhan anaknya. Saat ini, ia masih mempertimbangkan terapi khusus untuk Mevlan.
"Selama ini, ia hanya melakukan fisioterapi saja. Sebenarnya, harus kemoterapi, tapi kami masih mikir dulu. Kalau Mevlan jadi kemo, rambutnya akan rontok. Saya dan suami berencana ikut gundul, supaya Mevlan tidak merasa sendiri," ujarnya.
Maya mengaku, selama ini, ia tidak pernah menyerah untuk memberikan semangat kepada Mevlan.
ADVERTISEMENT
"Mevlan itu semangat saya. Saya tidak boleh menangis dan lemah di depan dia. Saya selalu memberi semangat supaya dia bisa cepat sembuh dan segera pulang," kata Maya.
Editor : Irham Thoriq