MTsN 1 Kota Malang Raih 40 Medali Olimpiade Matematika Tingkat Internasional

Konten Media Partner
4 September 2021 13:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua siswa MTsN 1 Kota Malang yang raih puluhan medali olimpiade tingkat internasional, Nurisna Anara Mughni Rayyan dan Moch Alfarizky Harya Putra. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Dua siswa MTsN 1 Kota Malang yang raih puluhan medali olimpiade tingkat internasional, Nurisna Anara Mughni Rayyan dan Moch Alfarizky Harya Putra. Foto: dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Pandemi COVID-19 tidak menjadi halangan untuk meraih prestasi. Seperti puluhan prestasi yang diraih Moch Alfarizky Harya Putra dan Nurisna Anara Mughni Rayyan. Keduanya merupakan siswa MTsN 1 Kota Malang.
ADVERTISEMENT
Dari catatan sekolah, keduanya merupakan siswa penyumbang medali terbanyak dari berbagai olimpiade matematika.
Fariz, sapaan akrab Moch Alfarizky Harya Putra, mendulang 64 medali. Bahkan 23 di antaranya diraih dari olimpiade internasional.
Dari kiri: Koordinator Program Kelas Olimpiade MTsN 1 Kota Malang, Luluk Hariroh; Nurisna Anara Mughni Rayyan; Moch Alfarizky Harya Putra; dan Kepala MTsN 1 Kota Malang, Drs Samsudin MPd. Foto: dok
Begitu juga dengan Nara, sapaan akrab Nurisna Anara Mughni Rayyan, yang menorehkan 54 medali. Di mana 17 di antaranya merupakan medali olimpiade internasional.
Di antara torehan medali yang didapat Fariz dan Nara pada bulan Juli-Agustus 2021 ini, ada HXC SIMOC dan WMI yang berskala international dengan raihan medali silver dan diamond. Gelaran ini dilaksanakan secara online. Untuk HXC SIMOC, diikuti lebih dari 31 negara peserta.
Kepada Tugu Malang ID, Fariz bercerita bahwa dirinya memang sudah senang dengan matematika sejak duduk di bangku SD. Jika diurut, banyak perlombaan matematika yang sudah dia jajaki.
Dari kiri: Nurisna Anara Mughni Rayyan dan Moch Alfarizky Harya Putra, siswa MTsN 1 Kota Malang yang raih puluhan medali olimpiade tingkat internasional bersama Kepala MTsN 1 Kota Malang Drs Samsudin MPd (tengah). Foto: dok
Saat kelas 5 SD misalnya, dia sudah berani mengikuti International Junior Math Olympiad (IJMO) di Thailand dan mendapatkan medali perunggu. Meski kata Fariz, matematika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat kompleks.
ADVERTISEMENT
“Seperti geometri, tidak bisa asal dari sini ke sini, tapi harus cari ide, langkah-langkah. Nah, step itu yang seru,” kata putra dari pasangan Dr Suharyadi - Endang Suprihatin itu, di sekolahnya, MTsN 1 Kota Malang, pada Kamis 2 September 2021.
Saat ini, Fariz duduk di bangku kelas IX. Namun ternyata, siswa kelahiran 22 Desember 2006 ini mengatakan bahwa perjuangannya tidak mudah. Meski sejak SD sudah sering ikut lomba bergengsi, tak jarang beberapa kali kalah.
Salah satu prestasi siswa MTsN 1 Kota Malang di Olimpiade Matematika World Mathematics Invitational 2021. Foto: dok
Baru kemudian ketika sudah masuk ke kelas VII MTsN, Faris mengikuti Challenge for Mathematic (CFM) tingkat internasional dan berhasil meraih runner up satu untuk team dan medali perunggu untuk individu.
Di kelas yang sama, dia juga turut serta di perlombaan South East Asian Mathematical Olympiad (SEAMO) X di Australia dan meraih bronze medal.
ADVERTISEMENT
Lantas, di kelas VIII di MTs, atau saat masa pandemi COVID-19, dirinya berhasil mendapatkan medali perunggu dari ajang Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) hingga medali perak di World Mathematics Invitational (WMI) 2020 dan Asia Mathematics Olympiad (AMO).
Kelas IX, dia berhasil meraih medali internasional pada ajang Singapore International Math Olympiad Challenge (SIMOC) 2021, WMI 2021, Pap Buirning, Asian Science and Mathematics Olympiad (ASMO), dan beberapa ajang olimpiade internasional.
“Saya tak mau berhenti belajar, karena setiap mengikuti olimpiade selalu banyak siswa yang bukan siswa madrasah, karenanya saya makin semangat, tidak mau berhenti belajar dan berusaha," katanya.
"Saya ingin membanggakan kedua orang tua dan membawa nama baik madrasah. Ini juga jadi bekal saya untuk terus meraih cita-cita," katanya.
ADVERTISEMENT
Begitu juga dengan Nara, yang masih duduk di bangku kelas VIII. Prestasi di bidang matematika sudah banyak dia raih. Namun siswi kelahiran 7 Januari 2008 ini menyebutkan bahwa awalnya dia tidak suka dengan matematika. Saat masih kecil, matematika dirasanya membosankan dan sulit.
“Tapi karena saya penasaran, tidak bisa jawab soal matematika, akhirnya saya terus cari cara. Dan kalau sudah tau jawabannya, saya senang sekali,” kata putri dari pasangan M Nur Rokhmad - Nurulyana itu.
Ketika sudah mulai senang dengan matematika, pada suatu kesempatan ada lomba International Junior Math Olympiad (IJMO) yang hadiahnya menggiurkan, yakni pergi ke luar negeri. Waktu itu, Nara masih kelas 4 SD. Dia pun nekat meminta doa dan dukungan orang tua untuk ikut lomba tersebut. Dengan kegigihannya, Nara berhasil meraih medali silver.
ADVERTISEMENT
“Senang sekali, pertama saya bisa ke luar negeri sama bunda, ke Thailand. Pesan saya buat teman-teman, lakukan sesuatu yang kalian suka, jangan karena terpaksa, itu akan berjalan tanpa tekanan,” kata siswa yang juga pernah ikut SIMOC 2021 Math Olympiad, Asian Internasional Mathematics Olympiad (AIMO), dan Hua xia Cup (HxC) ini.
Kini, untuk beberapa kali perlombaan, Nara sudah terbiasa meraih medali emas baik itu ditingkat nasional maupun internasional, bahkan HXC 2021 meraih principal.
Kepala MTsN 1 Kota Malang, Drs Samsudin MPd, mengapresiasi capaian Fariz dan Nara. Pihaknya juga berterima kasih karena kedua siswa tersebut mengharumkan nama madrasah.
Samsudin menyebut Fariz dan Nara memang meraih banyak prestasi dalam kurun waktu yang singkat.
ADVERTISEMENT
“Kami bangga dengan prestasi yang ditoreh dua anak kami. Tentu prestasi itu juga tak lain, lantaran adanya kebersamaan dan dukungan dari orang tua,” ujarnya.
Koordinator Program Kelas Olimpiade MTsN 1 Kota Malang, Luluk Hariroh, juga berpesan agar para siswa tetap istiqomah mengasah kompetensinya. Meski saat ini pandemi belum reda, dan pembelajaran masih dilakukan secara online.
“Artinya tidak berhenti di sini walau sudah banyak prestasi. Tapi harus lebih ditingkatkan lagi, termasuk juga adab akhlakul karimah. Karena orang beradab pasti berilmu, namun yang berilmu belum tentu beradab,” pungkasnya.(ads)