Museum HAM Omah Munir Rampung, Pemkot Batu Bahas Kerja Sama dengan Yayasan

Konten Media Partner
19 Mei 2021 15:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu sudut di museum HAM Omah Munir yang kini telah rampung. Foto: Kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu sudut di museum HAM Omah Munir yang kini telah rampung. Foto: Kumparan.
ADVERTISEMENT
BATU - Pembangunan Museum HAM Omah Munir kini telah rampung sejak batu pertama pembangunan diletakan pada 8 Desember 2019. Pemerintah Kota Batu melakukan pembahasan Perjanjian Kerjasama (PKS) bersama Yayasan Museum HAM Omah Munir secara virtual, Selasa (18/5/2021).
ADVERTISEMENT
Museum HAM pertama di Indonesia itu dibangun dengan anggaran APBD Pemprov Jatim. Museum tersebut dibangun diatas lahan milik Pemkot Batu seluas 2.200 meter persegi di Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Kota Batu.
Suasana pembahasan Museum Omah Munir secara virtual antara Pemkot Kota Batu dan pihak Yayasan Museum Omah Munir. foto: diskominfo Kota Batu
"Museum HAM sudah jadi meski belum 100 persen. Ini merupakan bantuan Provinsi dengan lahan dari aset Pemkot. Jadi harus ada koordinasi dengan Pemprov," ujar Dewanti Rumpoko, Wali Kota Batu.
Dalam Rakor virtual yang juga diikuti oleh Suciwati, istri mendiang Munir Said Thalib tersebut membahas tentang tata naskah MOU dan PKS antara Pemkot Batu dan Yayasan Museum HAM Omah Munir.
"Kita perlu diskusikan tentang tata cara kerjasama daerah dengan pihak ketiga dan menyamakan persepsi agar lancar kedepannya," imbuh Dewanti.
Menurutnya, Museum HAM Omah Munir tersebut tak hanya berdiri secara fisik belaka, namun juga dapat menjadi titik tolak untuk menjalankan nilai nilai HAM hingga masa depan.
ADVERTISEMENT
Dalam Museum HAM Omah Munir tersebut nantinya akan diisi koleksi berbagai sejarah perjalanan HAM di Indonesia. Dia juga berharap museum itu bisa menjadi pusat pembelajaran tentang nilai nilai HAM.
"Nantinya museum ini bukan hanya menjadi tempat koleksi sejarah HAM. Tapi juga menjadi pusat pembelajaran bagi siapapun untuk membangun informasi yang berkeadilan dan menghormati warganya," ucapnya.
Sebagai informasi, Munir Said Thalib merupakan aktivis HAM kelahiran Malang, 8 Desember 1965 yang bersuara lantang memperjuangkan HAM di Indonesia. Dia menjadi korban pembunuhan ditengah penerbangan dari Jakarta menuju Amsterdam, Belanda pada 2004 silam.
Dalam jejaknya, Munir pernah memperjuangkan keluarga korban pelanggaran HAM pada tragedi Tanjung Priok 1984 yang menewaskan 24 demonstran akibat tindakan aparat keamanan yang membubarkan demonstran.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Munir juga pernah melakukan investigasi terhadap pelanggaran HAM pada kasus pembunuhan aktivis buruh Marsinah serta menyuarakan kasus penculikan yang mengakibatkan 13 aktivis hilang pada 1997-1998.