Nestapa Ibu 3 Anak, Gempa Malang Robohkan Rumah saat 100 Hari Meninggalnya Suami

Konten Media Partner
28 April 2021 10:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potrait Anita bersama kedua anaknya, Arum sekarang masih sekolah di taman kanak-kanak dan Mahesa kelas 4 SD. (Foto: Bayu Eka)
zoom-in-whitePerbesar
Potrait Anita bersama kedua anaknya, Arum sekarang masih sekolah di taman kanak-kanak dan Mahesa kelas 4 SD. (Foto: Bayu Eka)
ADVERTISEMENT
MALANG - Sorot mata haru masih nampak jelas di mata Anita (38) warga Desa Tirtoyudo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang. Ia tampak masih belum bisa menahan kesedihannya atas musibah yang terus mendatangi hidupnya. Bagaimana tidak, belum genap 100 hari meninggalnya sang suami, ibu 3 anak ini juga kehilangan rumah saat gempa malang dengan magnitude 6,1 SR menghancurkan rumah satu-satunya yang ia miliki pada Sabtu lalu (10/04/2021).
ADVERTISEMENT
Kepada tugumalang.id, Anita bercerita jika saat kejadian dirinya dan kedua anaknya sedang menghadiri acara perpisahan sekolah anaknya.
Kondisi rumah mereka yang telah rata dengan tanah di Desa Tirtoyudho, Kecamatan Tirtoyudho Kabupaten Malang. (Foto: Bayu Eka)
"Waktu itu saya sedang melaksanakan perpisahan sekolah anak saya, dan saya juga merasakan sendiri gempa yang dahsyat itu," terangnya saat menerima bantuan dari Tugu Media Peduli pada Selasa (27/04/2021).
Anita sebenarnya sudah merasakan firasat buruk karena merasakan gempa yang begitu dahsyat. Bener saja, saat ia kembali, rumah sudah porak poranda dan rata dengan tanah.
Sebagian perlengkapan rumah tangganya rusak dan tertimbun reruntuhan gempa. (Foto: Bayu Eka)
"Lalu saat pulang itu rumah saya sudah roboh, kan rumah saya ada di belakang sini," ujarnya sambil menunjukkan rumahnya yang berada di belakang rumah warga lainnya yang ikut terdampak.
Syukurnya, saat kejadian anak pertamanya sedang bekerja dan kedua anaknya yang masih kecil tidak ada di rumah saat kejadian.
ADVERTISEMENT
"Untungnya anak saya keduanya ikut saya waktu kejadian, jadi Alhamdulillah tidak jadi korban," syukurnya tak henti-henti.
Boneka milik Arum berada di lantai rumahnya yang telah rata. (Foto: Bayu Eka)
Anita sendiri mengatakan tidak tahu apa jadinya jika saat itu anak-anaknya berada di rumah. Ia mengatakan pasti tidak akan bisa menahan haru lagi pasalnya belum 100 hari ditinggalkan suami yang meninggal akibat penyakit menahun.
"Suami saya sudah meninggal, baru kemarin 100 harinya," bebernya.
Kini, ia hanya bisa menunggu tangan-tangan dermawan agar mau membantu mendirikan rumahnya yang sudah tidak bersisa lagi. Sementara untuk keseharian, ia dan anak-anaknya harus mengungsi ke rumah kerabatnya.
Kini mereka tinggal di rumah tetangganya untuk mengungsi. (Foto: Bayu Eka)
"Harapan saya semoga ada yang mau membantu membangun, karena kasihan anak-anak yang harus mengungsi. Dari pemerintah sebenarnya sudah dimintai KK tapi ya belum tahu kapan akan dibangun," pungkasnya.
ADVERTISEMENT