Novia Maulina, Dosen UIN Malang Pembuat Mainan Edukasi Anak dari Kain Flanel

Konten Media Partner
9 April 2022 14:03 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Belajar Sains dari Kain Flanel
Founder FunLearning_id, Novia Maulina. Foto: Ulul Azmy
Orang tua punya peranan penting dalam mendidik anak di rumah. Meski sudah berada di luar jam sekolah, si kecil tetap harus dibiasakan belajar dan menyerap ilmu pengetahuan. Namun jika anda sudah lelah usai bekerja, ada cara efektif yang bisa dilakukan yaitu lewat mainan edukasi.
Belajar sistem tata surya lewat mainan edukasi FunLearning_id dari kain flanel. Foto: Ulul Azmy
MALANG - Dari sekian mainan edukasi yang ada, kreasi seorang Dosen Jurusan Farmasi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Novia Maulina (31), cukup unik dan dapat menjadi alternatif belajar si buah hati. Mainannya sederhana, penuh warna, edukatif, dan uniknya terbuat dari kain flanel.
ADVERTISEMENT
Nama mainan ini FunLearning_id. Jenis mainan yang dibuat ada banyak, mulai dari permainan sensori, fine motoric skills (motorik halus), gross motoric skills (motorik kasar), simple science for toddler, flashcard and puzzle, hingga pretend play. Cocok untuk anak usia 1-7 tahun.
Dalam mainan ini, banyak bidang ilmu pengetahuan dasar yang diaplikasikan. Mulai dari matematika (berhitung), sistem tata surya, hingga siklus hidup hewan dan tumbuhan. Semua bidang ilmu ini dikemas dengan bentuk 3D dan corak warna yang menarik si buah hati.
Via, sapaan akrab penggagas FunLearning_id ini, mengatakan bahwa ide awal terpikir membuat mainan edukasi ini sengaja menggabungkan seluruh konsep dan kebutuhan edukasi anak menjadi satu paket. Praktis, aman (safety), dan mendidik.
ADVERTISEMENT
''Konsep ide saya memang menggabungkan konsep bermain dan belajar. When Fun Meets Learning. Jadi, gak hanya bermain tapi juga ada ilmu yang didapat dari mainan itu sendiri,'' kata Via, pada Jumat (8/4/2022).
Gagasan membuat mainan edukasi ini, jelas Via, berangkat dari kebiasaan anaknya yang lebih memilih gadget daripada belajar. Via ingin mengembalikan pola belajar anak tanpa harus mengurangi keinginan anak untuk bermain.
Hingga kemudian, muncullah ide membuat mainan edukasi terbuat dari limbah sisa kain flanel. Ada banyak bidang ilmu pengetahuan dasar yang diaplikasikan, mulai dari matematika (berhitung), sistem tata surya, anatomi tubuh, jajanan tradisional, hingga Isi Piringku (program pengganti 4 sehat 5 sempurna).
Semua bidang ilmu ini dikemas dengan bentuk 3D dan corak warna yang menarik si buah hati. Selain bermain, anak dituntun untuk belajar pengetahuan dasar tentang biologi, asupan gizi, hingga budaya dan kearifan lokal.
ADVERTISEMENT
"Seperti Program Isi Piringku itukan kampanye baru dari Kemenkes pengganti semboyan 4 sehat 5 sempurna. Artinya, mainan ini bisa jadi media baru dalam sistem pembelajaran anak-anak,'' paparnya.
Pola pembelajaran dengan mainan edukasi ini, kata Via, bisa merangsang pertumbuhan si kecil lebih baik. Melatih aspek sensorik, motorik, hingga aspek kognitif si kecil.
"Selain itu, secara bahan juga aman, kan biasanya anak suka lempar-lempar, jadi ini gak bahaya,'' imbuh ibu dua anak ini.
Tentu, mainan ini bisa jadi alternatif pilihan bagi orang tua untuk tetap bisa menemani sang anak belajar dengan cara yang menyenangkan.
Sejauh ini, kata dia, respon masyarakat sangat positif. ''900 lebih produk saya sudah terjual dan tersebar di kota-kota Indonesia seperti Aceh, Makassar, dan Mataram. Sejak itu saya semakin termotivasi lagi buat bikin mainan lainnya,'' ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Uniknya lagi, ide ini juga sekaligus menjadi sinyal positif dalam pemberdayaan ekonomi warga sekitar Via tinggal. Seiring waktu, mainan edukasi miliknya mendapat respon positif. Akhirnya, Via mengajak emak-emak alias warga di lingkungannya dan juga crafter-crafter lokal untuk memproduksi mainan edukasi lainnya.
"Senang sekali ternyata ide saya ini juga bisa menciptakan peluang lapangan kerja baru bagi orang sekeliling saya. Selain itu juga sebagai alternatif memanfaatkan limbah sisa kain bernilai ekonomis,'' ujarnya.
Ke depan, Via berharap usaha kecilnya ini bisa membuka peluang kerja sama dengan banyak pihak, khususnya memberdayakan warga ibu-ibu sekitar.
Prospek ke depannya, ia juga mendapat banyak permintaan untuk membuat permainan yang cocok di segala umur.
''Bisa lebih bervariasi untuk segala jenis umur hingga mahasiswa. Ada prospek bagus ke sana tapi harus digodok lebih matang lagi,'' ujar warga Jalan Bulutangkis, Kelurahan Sisir, Kota Batu ini.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, dia akan mencoba mempresentasikan mainan ini untuk dipakai di sekolah-sekolah sebagai metode pembelajaran baru. Atau paling tidak, bisa jadi opsi orang tua sebagai media pembelajaran buat anak.
"Semua hal pada dasarnya bisa disampaikan melalui mainan flanel ini sih,'' tambahnya.
Digadang-gadang Jadi The Next Lego Indonesia
Belajar sistem reproduksi hewan lewat mainan edukasi FunLearning_id dari kain flanel. Foto: Ulul Azmy
Tak hanya itu, FunLearning_id ini juga mendapat apresiasi dari Kementerian Riset dan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek Brin) Indonesia.
Karya ini masuk jajaran 10 besar nominator peraih Anugerah Inovasi Indonesia 2020. Satu-satunya dari Malang yang menyingkirkan 90 lebih peserta lain se-Indonesia. Bahkan, mainan yang dibuat dari limbah sisa kain flanel ini digadang-gadang bakal menjadi The Next Lego-nya Indonesia.
''Menurut mereka (Kemristek Brin), FunLearning_id bisa jadi The Next Lego-nya Indonesia. Karena gak hanya sekedar mainan, tapi juga mengasah otak. Sama kayak Lego,'' ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Anugerah Masyarakat Inovatif ini diberikan sebagai apresiasi kepada masyarakat umum (grassroot) atau startup kreatif dan inovatif dalam menghasilkan karya bermanfaat. Nantinya pemenang dapat pendampingan pengembangan usaha dan dipatenkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Mainan Jajan Tradisional, Isi Piringku, dan Anatomi Tubuh, kata Via, mendapat apresiasi positif dari panitia. Di sana, anak dituntun untuk belajar ilmu pengetahuan dasar tentang biologi, asupan gizi, hingga kearifan lokal. Dan masih ada banyak lagi mainan edukasi lainnya.
"Seperti Program Isi Piringku itu kan juga se-visi dengan kampanye baru dari Kemenkes sebagai pengganti semboyan 4 sehat 5 sempurna. Value lebihnya di situ. Jadi bisa semacam menjadi media baru dalam sistem pembelajaran anak-anak,'' terangnya.(*)