Orasi Ilmiah Dies Natalis Polinema ke-38 Secara Daring

Konten Media Partner
4 November 2020 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat terbuka Senat Dies Natalis Polinema ke-38.
zoom-in-whitePerbesar
Rapat terbuka Senat Dies Natalis Polinema ke-38.
ADVERTISEMENT
MALANG - Politeknik Negeri Malang (Polinema) menggelar orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke -38 secara daring melalui streaming akun youtube. Kegiatan ini mengangkat tema memperkuat kolaborasi pendidikan vokasi dunia industri menghadapi tantangan revolusi industri 4.0.
ADVERTISEMENT
Orasi ilmiah dihadiri Ketua Senat Polinema Dr. Ir. Tundung Subali Patma, MT, sekretaris dan anggota senat, para direktur Polinema periode 1981 – 2017, guru besar Polinema dan civitas akademik.
Orasi ini, menghadirkan tiga narasumber diantaranya Irawan Santoso Presiden Direktur PT Omron Manufacturing Indonesia, Dr. Sudarmadji,MT Dosen Teknik Mesin Polinema dan Hilda Cahyani, Ph.D Dosen Bahasa Inggris Polinema.
Direktur Politeknik Negeri Malang Drs. Awan Setiawan,M.MT.,MM dalam sambutannya mengatakan dunia pendidikan bersinergi dengan industri dalam menghadapi tantangan dan peluang di era revolusi indutrsi 4.0. "Dalam menghadapi pasar kerja yang dinamis, kolaborasi merupakan kunci untuk menyiapkan sistem vokasi yang adaptip terhadap perkembangan kebutuhan pasar kerja,"katanya.
Awan menambahkan saat ini kampus telah melakukan sosialisasi program merdeka belajar, menyiapkan peraturan, memetakan kurikulum dan merancang berbagai infranstruktur untuk mendukung kegiatan belajar.
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur PT. Omron Manufacturing Indonesia menyebutkan presentasi terkait transformasi industri dan institusi pendidikan dalam menghadapi industri 4.0 berperan penting dalam proses transformasi perusahaan dari labor intensive ke capital intensive.
"Jadi, untuk mewujudkan hal tersebut, kita harus bersikap adaptif terhadap perubahan teknologi. Terkait transformasi industri dan institusi pendidikan lulusan vokasi harus dibekali dengan hard skill design, augmented reality, artificial intelligent, remote management dan visualisai data serta soft kill adaptif dan keinginan kuat untuk belajar hal-hal baru, kompetisi teknologi dan riset," ujarnya.
Sementara itu, Hilda mengungkapkan bahwa tantangan terbesar pendidik dan perguruan tinggi adalah mempersiapkan para Milenial menjadi generasi handal dan berkarakter sehingga mereka tidak hanya bertahan di era Revolusi Industri 4.0 tetapi juga berkiprah dalam Society 5.0.
ADVERTISEMENT
"Generasi milenial adalah generasi yang lebih sensitif dan self-obsessed, mereka memerlukan perhatian agar termotivasi dan memiliki ketahanan hidup yang tangguh. Hal ini juga berkaitan dengan besarnya pengaruh media digital, persaingan yang tinggi dan tantangan hidup yang lebih berat. Society 5.0 yang merupakan lanjutan dari Revolusi Industri 4.0 bertujuan untuk memulihkan kondisi perekonomian, membangkitkan optimisme manusia dalam menghadapi kesulitan dalam persaingan global," bebernya.
Sedangkan Sudarmadji memperkirakan bahwa kemajuan teknologi yang sangat pesat, bisa diprediksi bagaimana trend perubahan teknologi masa depan.
"Jadi, diperkirakan tahun 2030 tidak ada lagi mobil pembakaran dalam bahan bakar fosil, namun menggunakan mobil listrik. Peradaban masa depan ditandai dengan teknologi nano, yaitu teknologi dengan ukuran seper milyar meter (0,000000001 m). Hukum mekanika klasik sudah tidak berlaku, beralih ke mekanika kuantum, teknologi yang memanipulasi partikel ukuran atom bahkan sub atom," terangnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Polinema memiliki 7 jurusan dengan 29 program studi jenjang D-III, D-IV dan Magister Terapan. Sebanyak 6 prodi terakreditasi A dan 20 program studi telah terakreditasi internasional ASIC. Selain itu, Polinema juga memiliki prodi di kampus PSDKU Kediri. (ads)