Pasien Positif COVID-19 yang Kabur dari RSSA Malang Lahirkan Bayi Kembar

Konten Media Partner
16 Juli 2020 13:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
RSSA Malang. Foto: Ulul Azmi.
zoom-in-whitePerbesar
RSSA Malang. Foto: Ulul Azmi.
ADVERTISEMENT
MALANG - Pasien positif COVID-19 yang kabur dari ruang isolasi Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, diketahui baru saja melahirkan dua bayi kembar berjenis kelamin perempuan, pada Minggu (12/7/2020).
ADVERTISEMENT
Humas RSSA Kota Malang, Donny Iryan, mengatakan perempuan yang kabur dari ruang isolasi paviliun RSSA itu melahirkan bayi dengan selamat lewat operasi sesar.
Donny menambahkan, kendati sang ibu berstatus positif COVID-19, belum diketahui apakah sang bayi juga memiliki kemungkinan tertular.
"Iya, habis melahirkan bayi kembar. Tapi kalau status terkait positif COVID-19 sebagaimana kabar beredar, kami belum ada informasi lebih lanjut," ungkap Donny, pada Rabu (15/7/2020).
Lebih lanjut, saat ini kedua bayi menjalani perawatan intensif di ruang Intensive Care Unit (ICU). "Untuk bayi saat ini masih di ICU di-inkubator,'' terangnya.
Donny melanjutkan, pasca melahirkan itu, sang ibu mengalami kondisi psikis yang tak stabil lantaran resah tidak bisa membayar biaya persalinan.
ADVERTISEMENT
Sang ibu, kata dia, juga merasa khawatir dengan kondisi anaknya yang baru lahir. Sementara, dia tidak bisa bertemu.
Hingga kemudian pada Selasa (14/7/2020), pasien dinyatakan boleh pulang oleh dokter karena kondisinya membaik. Sehingga dia diperbolehkan pulang untuk jalani isolasi mandiri.
Namun karena khawatir ditarik biaya, pasien berusaha mencuri kesempatan untuk keluar ruang isolasi di saat petugas lengah. Petugas saat itu sedang merawat pasien lain. Beruntung, sang ibu akhirnya berhasil dibujuk untuk kembali ke ruang isolasi.
Menambahkan, Direktur RSSA Malang, Kohar Hari Santoso, mengatakan pihaknya akan kembali memperketat pengawasan. Mulai dari pembedaan pintu keluar masuk antara pasien dan petugas sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.
"Selain itu, komunikasi efektif kepada pasien dan keluarga pasien yang berada di ruang isolasi akan ditingkatkan. Sehingga baik pasien dan keluarga memahami betul hak dan kewajiban pasien saat berada di ruang isolasi terkait COVID-19," tutup Kohar.
ADVERTISEMENT